Bagaimana AS Membombardir 3 Fasilitas Nuklir Iran Tanpa Terdeteksi?

  
Bagaimana AS Membombardir 3 Fasilitas Nuklir Iran Tanpa Terdeteksi?

EDA WEB – Presiden (AS), Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil melancarkan serangan bom di tiga fasilitas nuklir pada Minggu (22/6/2025) dini hari waktu setempat.

Dijuluki sebagai “Operation Midnight Hammer”, serangan AS ke Iran ini menggunakan jet siluman B-2 dan rudal jelajah Tomahawk.

Dilansir dari ABC News, Minggu, ini merupakan serangan terbesar yang pernah melibatkan pesawat pengebom B-2 dan menjadi penerbangan terjauh armada tersebut sejak 2001.

Baca juga:

Serangan ini belum pernah terjadi sebelumnya selama bertahun-tahun, dengan sejumlah perubahan strategi di menit-menit akhir.

Pentagon menyebutnya sebagai “serangan presisi” yang memberikan pukulan telak terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, Teheran membantah adanya kerusakan signifikan.

Lantas, bagaimana AS bisa membombardir situs nuklir Iran tanpa terdeteksi?

Baca juga:

Bagaimana AS membombardir Iran tanpa terdeteksi?

Setelah lepas landas dari wilayah AS, pesawat pengebom siluman B-2 mengirimkan total 190,5 ton bahan peledak.

Pesawat siluman B-2 itu dibantu oleh armada kapal tanker pengisi bahan bakar dan jet tempur yang beberapa di antaranya meluncurkan senjatanya sendiri.

Baca juga:

Para pejabat AS mengatakan, Iran tidak mendeteksi serangan udara yang masuk atau melakukan tembakan ke arah jet-jet siluman AS.

Menurut mereka, operasi itu mengandalkan serangkaian taktik dan umpan tipuan untuk menjaga kerahasiaan, dilansir dari AP News, Senin (23/6/2025).

Bahkan, sebelum pesawat-pesawat itu lepas landas, elemen-elemen pengalihan atau taktik tipuan sudah dimainkan oleh AS.

Pasalnya, usai menetapkan bagian-bagian dari rencana tersebut, Trump mengumumkan pada Kamis (19/6/2025) bahwa ia akan membuat keputusan dalam waktu dua minggu tentang kepastian akan menyerang Iran.

Baca juga:

Hal ini seolah-olah memberikan waktu tambahan untuk negosiasi, tetapi pada kenyataannya menutupi serangan yang akan datang.

Pada Sabtu (21/6/2025), satu kelompok pesawat pengebom siluman B-2 terbang ke arah barat dari Missouri sebagai umpan.

Pesawat ini digunakan untuk menarik perhatian para pengamat pesawat amatir, pejabat pemerintah, dan beberapa media ketika mereka menuju ke pangkalan udara AS di Pasifik.

Baca juga:

Pada saat yang sama, tujuh pesawat B-2 lainnya yang masing-masing membawa dua bom “bunker buster” terbang ke arah timur, menjaga komunikasi seminimal mungkin agar tidak menarik perhatian.

Jenderal Angkatan Udara dan Kepala Staf Gabungan, Dan Caine mengatakan bahwa itu semua adalah bagian dari rencana untuk mempertahankan kejutan taktis.

Ia juga menyebutkan, hanya sejumlah kecil perencana dan pemimpin utama yang mengetahuinya di Washington dan Florida, tempat Komando Pusat AS bermarkas.

Baca juga:

18 jam terbang sembunyi-sembunyi

Setelah 18 jam terbang sembunyi-sembunyi, pesawat pengebom B-2 Spirit yang membawa dua awak di setiap unitnya tiba tepat waktu dan tanpa terdeteksi di Mediterania Timur, tempat mereka melancarkan serangan.

Sebelum menyeberang ke Iran, B-2 dikawal oleh jet-jet tempur dan pesawat pengintai AS yang tersembunyi.

Sebuah grafik yang dirilis oleh Pentagon menunjukkan rute penerbangan yang melintasi Lebanon, Suriah, dan Irak.

Baca juga:

Akan tetapi, tidak jelas apakah negara-negara tersebut diberitahu sebelumnya tentang penerbangan AS tersebut. Selain itu, sebagian besar anggota parlemen AS juga tidak diberitahu.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik mengaku diberi informasi singkat oleh Gedung Putih sebelum serangan tersebut.

“Pesawat B-2 kami masuk dan keluar dan kembali tanpa diketahui dunia,” kata Menteri Pertahanan Pete Hegseth kepada wartawan pada Minggu.

Baca juga:

Serangan dari berbagai sisi

Sekitar satu jam sebelum B-2 memasuki Iran, Caine mengatakan, kapal selam AS di wilayah tersebut meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk ke sasaran-sasaran utama.

Serangan-serangan tersebut juga termasuk ke sebuah situs di Isfahan, di mana uranium dipersiapkan untuk pengayaan.

Ketika pesawat-pesawat pengebom AS mendekati target, mereka mewaspadai jet-jet tempur dan rudal-rudal Iran, tetapi tidak menemukan satu pun.

Baca juga:

Pada pukul 02.10 waktu Teheran, pesawat pengebom B-2 pertama menjatuhkan sepasang penembus persenjataan masif GBU-57 ke pabrik pengayaan uranium Fordo yang terkubur dalam-dalam.

Ini adalah pertama kalinya “bunker busters” digunakan dalam pertempuran.

Setiap bom seberat 13,6 ton itu dirancang untuk masuk ke dalam tanah sebelum melepaskan hulu ledak yang sangat besar.

Baca juga:

Situs Fordow menerima sebagian besar pemboman, meskipun beberapa bom besar juga dijatuhkan di situs pengayaan uranium di Natanz.

Bom-bom AS dijatuhkan selama sekitar setengah jam, dengan rudal jelajah yang ditembakkan dari kapal selam.

Untungnya, baik Iran maupun pengawas nuklir PBB mengatakan, tidak ada tanda-tanda kontaminasi radioaktif di sekitar lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas