Berapa Banyak Pasukan dan Fasilitas Militer AS di Timur Tengah?

  
Berapa Banyak Pasukan dan Fasilitas Militer AS di Timur Tengah?

EDA WEB – Ketegangan di semakin meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran mencakup Isfahan, Natanz, dan Fordow pada Minggu (22/6/2025).

Trump mengeklaim serangan ini sebagai bentuk dukungan terbuka Washington terhadap Israel di tengah konflik bersenjata yang terus meluas di kawasan.

Diketahui, AS merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pasukan dan fasilitas militer di kawasan Timur Tengah.

Lantas, ?

Baca juga:

?

Dikutip dari Aljazeera, Kamis (12/6/2025), selama puluhan tahun, AS mempertahankan kekuatan militernya di kawasan Timur Tengah.

Saat ini, sekitar 40.000 hingga 50.000 personel tersebar di 19 pangkalan berbagai negara Timur Tengah.

Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya merupakan pangkalan tetap yang tersebar di negara-negara strategis, seperti Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Pangkalan militer tersebut menjadi lokasi utama dan berfungsi sebagai pusat operasi, logistik, intelijen, serta proyeksi kekuatan militer AS.

Berikut lima di antara fasilitas yang paling menonjol:

Baca juga:

1. Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar

Dibangun pada 1996, Al Udeid merupakan pangkalan udara terbesar milik AS di kawasan. Dengan luas mencapai 24 hektar, fasilitas ini menampung sekitar 10.000 personel serta hampir 100 pesawat, termasuk drone.

Al Udeid menjadi markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) dan memainkan peran sentral dalam operasi militer di Irak, Suriah, dan Afghanistan.

2. Naval Support Activity (NSA), Bahrain

Terletak di bekas pangkalan angkatan laut Inggris HMS Jufair, NSA Bahrain kini menjadi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS.

Sekitar 9.000 personel, termasuk militer dan staf sipil Departemen Pertahanan, ditempatkan di sini.

Pangkalan ini menjadi pusat pengamanan kapal perang, pesawat, dan detasemen AS di kawasan Teluk.

Baca juga:

3. Kamp Arifjan, Kuwait

Terletak sekitar 55 kilometer dari Kota Kuwait, Kamp Arifjan berfungsi sebagai pusat logistik dan komando utama Angkatan Darat AS di kawasan.

Sejak didirikan pada 1999, pangkalan ini menjadi tulang punggung operasi militer AS di bawah tanggung jawab CENTCOM.

4. Pangkalan Udara Al-Dhafra, Uni Emirat Arab

Al-Dhafra menjadi pusat operasi udara strategis, khususnya untuk misi pengintaian dan pengumpulan intelijen. Di sini, ditempatkan pesawat tempur mutakhir seperti F-22 Raptor, pesawat pengintai tanpa awak, dan AWACS.

Pangkalan ini memainkan peran penting dalam kesiapsiagaan udara AS di kawasan.

5. Pangkalan Udara Erbil, Irak

Berlokasi di wilayah utara Irak, pangkalan ini digunakan untuk mendukung operasi udara di Irak dan Suriah.

Di sini, pasukan AS menjalankan misi pendampingan dan pelatihan bagi pasukan Kurdi serta militer Irak dalam menghadapi kelompok ekstremis.

Baca juga:

Terus bertambah dalam 18 bulan terakhir

AS memiliki kekuatan militer yang besar di kawasan Teluk dan sekitarnya.

Lima sayap ekspedisi Angkatan Udara ditempatkan di wilayah tersebut. Rinciannya, dua di Kuwait, serta masing-masing satu di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, dilengkapi dengan skuadron pesawat tempur F-15 dan F-16.

Sementara itu, satuan ekspedisi kelima Angkatan Udara yang berbasis di Qatar memang tidak memiliki kemampuan tempur langsung, tetapi berperan penting dalam menyediakan dukungan intelijen dan pengisian bahan bakar udara bagi operasi udara AS di kawasan.

Dalam 18 bulan terakhir, jumlah sistem pertahanan udara AS di kawasan terus bertambah, termasuk pembangunan instalasi baru di Kuwait serta rencana penambahan sistem pertahanan rudal di Qatar.

Di sisi maritim, kekuatan utama Angkatan Laut AS di kawasan diwakili oleh Armada Kelima yang berbasis di Bahrain.

Salah satu kekuatan andalannya, kelompok tempur kapal induk Carl Vinson, membawa pesawat tempur dan armada kapal pendukung yang mampu melancarkan serangan jauh ke daratan, termasuk dari perairan lepas pantai Yaman di Laut Arab.

Baca juga:

AS sudah pasang kuda-kuda jika Iran menyerang

Mantan Panglima Komando Pusat AS (CENTCOM), Jenderal Purnawirawan Joseph Votel menyatakan, pangkalan- telah dilengkapi sistem perlindungan berlapis guna meminimalkan ancaman serangan.

Ia juga menyebut sejumlah pesawat telah dipindahkan dari lokasi-lokasi yang dianggap rentan.

“Kami memiliki banyak fasilitas diplomatik dan kepentingan sektor swasta di kawasan, yang semuanya bisa menjadi target,” ujar Votel, kini peneliti di Middle East Institute, dikutip dari The Hill, Sabtu (21/6/2025).

“Ada banyak peluang bagi Iran untuk memanfaatkannya,” tambahnya.

Pangkalan militer AS juga dinilai rawan diserang oleh kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran yang beroperasi di wilayah tersebut.

Votel merujuk insiden pada Januari 2024, ketika tiga tentara AS tewas dalam serangan drone terhadap pos militer kecil di Yordania.

Menyikapi situasi yang kian tegang, pejabat militer AS mengonfirmasi bahwa pasukan siap merespons segala bentuk serangan dari Iran.

Baca juga:

Dalam beberapa hari terakhir, Washington mengerahkan tambahan kekuatan ke Timur Tengah, termasuk kelompok tempur kapal induk USS Nimitz.

Di saat yang sama, pesawat pengisi bahan bakar telah dipindahkan ke Eropa, sedangkan kapal perang dikerahkan ke Laut Mediterania guna menghadang rudal Iran yang berpotensi mengarah ke Israel.

USS Nimitz dijadwalkan menggantikan USS Carl Vinson yang tengah bertugas di Laut Arab untuk mengamankan wilayah Teluk Oman dan Teluk Persia.

Namun, dalam beberapa hari ke depan, kedua kapal induk kemungkinan akan beroperasi bersamaan.

Secara diam-diam, Angkatan Udara AS juga telah mengalihkan belasan jet tempur F-16 dari Italia ke Pangkalan Udara Pangeran Sultan di Arab Saudi, menurut laporan dari Aurora Intel, yang memantau pergerakan militer berbasis data sumber terbuka di Timur Tengah.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas