
EDA WEB – Banyak hewan air yang harus naik ke permukaan untuk bernapas, namun tetap mampu menghabiskan waktu lama di bawah air berkat sejumlah trik evolusioner yang mengagumkan. Lantas, hewan mana yang paling lama mampu menahan napas? Jawabannya bukan hanya mencengangkan, tapi juga menunjukkan betapa luar biasanya adaptasi makhluk hidup dalam bertahan hidup.
Tidak semua hewan di air bernapas dengan insang seperti ikan. Beberapa serangga mampu menyimpan gelembung udara untuk bernapas di bawah air, sementara yang lain — seperti paus, kura-kura, dan buaya — hanya mengandalkan satu kemampuan: menahan napas.
Namun, penting untuk membedakan antara bertahan hidup di bawah air dan menahan napas secara sukarela. Wilco Verberk, profesor ekologi di Radboud University, Belanda, menjelaskan, “Ada perbedaan antara bertahan hidup di bawah air (berapa lama sebelum mati) dan menahan napas (berapa lama secara sukarela berada di bawah air).”
Contohnya, beberapa spesies semut dapat hidup berjam-jam dalam air jika terjebak, tetapi tidak akan menyelam secara sukarela lebih dari satu menit, kata Philip Matthews dari University of British Columbia.
Selain itu, kemampuan menahan napas hanya dimiliki oleh hewan dengan paru-paru. “Menahan napas hanya berlaku untuk hewan yang memiliki paru-paru,” kata John Spicer, zoolog laut dari University of Plymouth, Inggris.
Baca juga:
Juara Menahan Napas: Kura-kura Air Tawar
Pemenang sejati dalam kategori ini adalah kura-kura air tawar, terutama spesies seperti Blanding’s turtle (Emydoidea blandingii). Mereka bisa berada di dasar danau selama berbulan-bulan selama musim dingin, dalam keadaan brumasi — semacam hibernasi untuk reptil.
Dalam kondisi ini, suhu tubuh yang rendah memperlambat metabolisme mereka, sehingga kebutuhan oksigen pun menurun drastis. Spicer menyebutkan, “Banyak spesies kura-kura air tawar mematikan seluruh sistem tubuhnya saat suhu lingkungan turun, dan bisa tetap berada di bawah air selama berbulan-bulan.”
Namun, mereka punya “trik curang”: mengambil oksigen dari air melalui kloaka — lubang serbaguna yang juga berfungsi untuk reproduksi, bertelur, dan mengeluarkan limbah.
Baca juga:
Ukuran Badan Menentukan Daya Tahan
Bila hanya kemampuan menahan napas yang diukur, tanpa mengambil oksigen dari air, maka ukuran tubuh juga berperan besar. Verberk menjelaskan, “Hewan yang lebih besar memiliki cadangan oksigen lebih besar, dan menghabiskannya lebih lambat. Jadi, mereka bisa menahan napas lebih lama.”
Inilah sebabnya mengapa persaingan terbesar ada di antara mamalia laut besar dan reptil laut raksasa.
Baca juga:
Paus Cuvier: Rekor Menyelam Terdalam di Dunia Mamalia
Dalam dunia mamalia, paus berparuh Cuvier (Ziphius cavirostris) mencetak rekor menahan napas selama 222 menit, atau 3,7 jam! Spesies paus lainnya juga tak kalah mengesankan: Paus berparuh Arnoux bisa menyelam selama 153 menit, dan paus sperma hingga 138 menit.
Bagaimana mereka bisa melakukannya?
Paus memiliki berbagai adaptasi unik: mereka memperlambat detak jantung dan metabolisme, mengalihkan aliran darah hanya ke organ penting, bahkan mematikan sementara organ seperti hati dan ginjal. Tambahan lagi, otot dan darah mereka menyimpan oksigen dalam jumlah besar melalui protein myoglobin dan hemoglobin.
Jika oksigen habis, mereka bisa beralih ke metabolisme anaerob — menghasilkan energi tanpa oksigen, meski menghasilkan asam laktat. “Ini cara darurat dan tidak efisien, tapi paus bisa mentoleransi penumpukan asam laktat lebih baik dari manusia,” jelas Spicer.
Anjing laut gajah (Mirounga angustirostris dan Mirounga leonina) juga dikenal menyelam hingga dua jam, meski ini biasanya terjadi saat mereka berada dalam tekanan predator.
Baca juga:
Reptil Berdarah Dingin: Juara Sejati
Meski paus menguasai kategori mamalia, rekor sejati justru dipegang oleh hewan berdarah dingin (ektoterm), seperti buaya dan laut.
Buaya air tawar (Crocodylus johnstoni) tercatat bisa menyelam hingga 402 menit (6,7 jam) ketika merasa terancam. Namun juara absolut adalah penyu tempayan (Caretta caretta), yang tercatat menyelam hingga 610 menit, atau lebih dari 10 jam!
Seperti mamalia, mereka juga memperlambat metabolisme dan menyimpan oksigen dengan efisien. Tapi keunggulan utama mereka adalah tidak perlu menghangatkan tubuh. “Biaya hidup mereka hanya separuh dari mamalia laut berukuran sama karena mereka tidak perlu memanaskan tubuh,” jelas Spicer.
belimbing (Dermochelys coriacea) bahkan bisa menyelam lebih dalam dari sebagian besar paus, dan dapat beristirahat berjam-jam di dasar laut atau gua bawah air, terutama di perairan dingin.
Adaptasi hewan-hewan ini menunjukkan betapa luar biasanya cara alam membentuk kemampuan bertahan hidup. Dari paus raksasa hingga kura-kura yang “bernapas lewat bokong”, semua menunjukkan bahwa bertahan hidup di dunia yang penuh tantangan memerlukan lebih dari sekadar paru-paru — tapi juga kecerdikan evolusioner.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas