RIYADH, EDA WEB – () bersiap mencabut sanksi jangka panjang terhadap Suriah sebagai bagian dari kesepakatan besar dengan Arab Saudi yang nilainya mencapai 600 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 10.000 triliun.
Keputusan ini diumumkan Presiden dalam kunjungan perdananya ke kawasan Teluk pada Selasa (13/5/2025).
Berbicara dalam forum yang digelar di Riyadh, Trump menyampaikan bahwa pencabutan sanksi dilakukan atas permintaan Putra Mahkota .
“Oh, apa yang saya lakukan untuk putra mahkota,” ujar Trump, disambut tawa para peserta forum, seperti dikutip Reuters, Rabu (14/5/2025).
Trump menjelaskan, sanksi terhadap Suriah sebelumnya memiliki fungsi strategis, namun kini saatnya membuka babak baru bagi negara tersebut yang luluh lantak akibat konflik selama lebih dari satu dekade.
Perubahan besar dalam
Langkah ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Sejak 1979, Suriah masuk dalam daftar negara sponsor terorisme. Berbagai sanksi dijatuhkan secara bertahap, terutama sejak pecahnya konflik internal pada 2011.
Namun, situasi politik di Suriah berubah signifikan sejak akhir 2024, setelah Presiden Bashar Al Assad digulingkan oleh kelompok pemberontak yang kini dipimpin Presiden Ahmed Al Sharaa. Pemerintahan baru tersebut tengah memulai proses rekonstruksi.
Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad Al Shibani, menyambut baik rencana pencabutan sanksi.
“Langkah yang direncanakan ini menandai awal baru dalam jalur rekonstruksi Suriah,” tulis Al Shibani melalui unggahan di platform X.
Trump juga dikabarkan akan melakukan pertemuan singkat dengan Presiden Sharaa saat keduanya berada di Arab Saudi pada Rabu.
Kesepakatan pertahanan terbesar
Selain mencabut sanksi terhadap Suriah, AS dan Arab Saudi juga menandatangani paket kerja sama pertahanan senilai hampir 142 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.358 triliun). Gedung Putih menyebutnya sebagai kesepakatan pertahanan terbesar dalam sejarah kedua negara.
Kesepakatan tersebut meliputi penjualan sistem pertahanan udara dan rudal, peralatan angkatan udara dan antariksa, serta penguatan keamanan maritim dan komunikasi. Sejumlah perusahaan pertahanan AS akan terlibat dalam kerja sama ini.
Meski belum diumumkan secara resmi, negosiasi lanjutan disebut-sebut mencakup kemungkinan penjualan jet tempur canggih Lockheed F-35.
Mohammed bin Salman menyatakan, nilai total kerja sama bisa mencapai 1 triliun dollar AS apabila negosiasi lanjutan berjalan mulus.
Fokus pada investasi dan diversifikasi ekonomi
Diketahui, kunjungan Trump juga berfokus pada kerja sama investasi di sektor energi, pertambangan, dan teknologi.
Kesepakatan tersebut sejalan dengan program reformasi ambisius Saudi bertajuk Visi 2030, yang mencakup pembangunan kota futuristik NEOM seluas wilayah Belgia.
Selama forum berlangsung, Trump tampak berbincang dengan sejumlah pejabat penting Saudi, seperti Gubernur Dana Publik Yasir Al Rumayyan, CEO Aramco Amin Nasser, dan Menteri Investasi Khalid Al Falih.
Tak hanya itu saja, beberapa tokoh bisnis ternama asal AS turut hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Elon Musk (CEO Tesla), Sam Altman (CEO OpenAI), Larry Fink (CEO BlackRock), dan Stephen Schwarzman (CEO Blackstone).
Setelah kunjungan ke Riyadh, Trump dijadwalkan melanjutkan lawatannya ke Qatar pada Rabu dan Uni Emirat Arab pada Kamis, dengan fokus utama pada penguatan investasi, bukan isu keamanan kawasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas