Kucing “Oren” Disebut Lebih Malas Berburu Tikus Dibanding Kucing “Mujair”, Mitos atau Fakta?

  
Kucing "Oren" Disebut Lebih Malas Berburu Tikus Dibanding Kucing "Mujair"

EDA WEB – Media sosial X diramaikan dengan pembahasan mengenai kucing oren atau oyen dan kucing mujair (belang hitam putih).

Dalam unggahan video dari @kuyangman*** menunjukkan aksi gesit kecil saat menerkam seekor tikus.

Kemudian, unggahan tersebut bernarasi bahwa mujair lebih tajam dibandingkan dengan kucing oren.

Kalau betul si mujaer lebih rajin dan gercep pas disuruh-suruh mah tahta oyen bakal beneran kegeser nih..,” tulis caption video tersebut yang diunggah pada Kamis (29/5/2025).

Kesal ditipu Oyen pemalas, pemilik rumah panggil jasa Mujair yang masih baru berdiri, saingan bisnis baru?,” tulis keterangan dalam video tersebut.

Baca juga:

Beberapa warganet turut membenarkan bahwa kucing mujair memang lebih rajin. Meski begitu, ada pula yang tidak yakin jika rajin atau tidaknya seekor kucing ditentukan oleh warna bulunya.

Punya kucing mujaer, emang rajin nangkepin tikus sih. tapi akhirnya mati soalnya tikusnya udh diracun,” tulis @Takdu***.

Pengalaman ngurusin stray kids sampe belasan.. skill hunting nomor 1 emang kucing mujaer. Mau cewe atau cowo skill berburunya jagoan,” cuit @kuedicub***.

Mujaer di rumahku malah oon masalah ginian, nangkep sih bisa tapi abis itu ga diapa2in malah tolah toleh kyk ketek ketulup,” kata @Dilbeb***.

Lantas, benarkah kucing mujair lebih gesit dalam menangkap tikus?

Baca juga:

Mitos atau fakta?

Dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo menyebut, narasi yang mengatakan kucing oren lebih malas berburu dibanding kucing mujair adalah sebuah mitos.

Sebab, insting berburu kucing tidak didasarkan pada warna bulu yang dimiliki.

“Karakter seekor kucing sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia tumbuh dan cara pengasuhannya,” ujarnya kepada EDA WEB, Jumat (30/5/2025).

Menurut Slamet Raharjo, anak kucing yang sejak kecil dibesarkan di dalam kandang biasanya memiliki naluri berburu yang lebih rendah dibandingkan dengan anak kucing yang tumbuh bebas di luar kandang.

Hal ini berkaitan dengan kurangnya rangsangan alami dan terbatasnya pengalaman langsung dalam mengenali dan mengejar mangsa.

Baca juga:

Insting terbentuk karena kebiasaan sejak kecil

Slamet menjelaskan, kucing dengan pola warna oranye atau disebut pula atau red solid (dikenal juga dengan sebutan “kembang asem” dalam istilah Jawa), kemungkinan besar tumbuh di lingkungan tertutup dan terbiasa diberi makan makanan kucing komersial sejak dini, selain menyusu pada induknya.

“Karena tidak pernah diajarkan atau tidak memiliki kesempatan untuk belajar berburu, kucing jenis ini cenderung tidak tertarik pada makanan lain selain cat food. Bahkan dalam beberapa kasus, ada yang justru takut terhadap tikus,” jelasnya.

Berbeda dengan kucing berpola warna (dikenal dalam bahasa Jawa sebagai “kembang benguk”) yang tumbuh di luar kandang dan diajari langsung oleh induknya cara berburu.

Meskipun secara fisik masih kecil, ketika melihat tikus, naluri berburunya akan langsung muncul.

“Ia akan mengejar dan menyerang mangsa tanpa ragu, karena insting tersebut telah terbentuk sejak dini melalui pengalaman langsung di lingkungan yang lebih alami,” terang Slamet.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas