PAD Hanya Rp 2,5 Juta Selama 3 Tahun, Stasiun Lambuang Bukittinggi Senilai Rp 24,5 M Ditutup

  
PAD Hanya Rp 2

EDA WEB – di Bukittinggi, Sumatera Barat, merupakan proyek pusat kuliner yang digagas Pemerintah Kota Bukittinggi sejak 2022 resmi ditutup.

Proyek ini sempat menjadi sorotan publik ketika diresmikan Menteri BUMN dan anggota DPR RI pada Maret 2024.

Sejak dibuka, proyek ini hanya menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 2,5 juta dalam tiga tahun.

Baca juga:

Ketua , Syaiful Efendi, menyebut bahwa pemasukan PAD tersebut hanya berasal dari retribusi pedagang.

“Sejak Pemkot Bukittinggi pinjam lahan dari , Stasiun Lambuang hanya menghasilkan PAD Rp 2,5 juta dalam tiga tahun,” kata Syaiful saat dihubungi EDA WEB, Jumat (30/5/2025).

Pj Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Al Amin, juga menyampaikan bahwa biaya sewa lahan kepada PT KAI mencapai Rp 2,3 miliar per tahun.

Namun, perputaran uang yang terjadi sangat kecil dan tidak sebanding dengan pengeluaran pemerintah.

“Benar tidak kita perpanjang kontraknya. Alasan efisiensi dan keberadaannya belum mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Al Amin.

Baca juga:

Bagaimana sikap Pemkot dan DPRD Bukittinggi terhadap penutupan ini?

Ramlan Nurmatias, melalui langkah efisiensi anggaran, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak sewa lahan. Keputusan ini didukung penuh oleh DPRD Bukittinggi.

“Kita dukung langkah Pemkot untuk tidak memperpanjang kontrak karena itu membebani keuangan Pemkot,” ujar Syaiful.

Menurut Al Amin, kondisi Stasiun Lambuang saat ini juga mulai sepi dan dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi tindak kriminal jika dibiarkan terbengkalai.

“Daripada nantinya timbul masalah baru seperti tindakan kriminal, lebih baik dikembalikan ke PT KAI,” katanya.

Baca juga:

Lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu dipinjam untuk dijadikan tempat wisata kuliner yang diharapkan menjadi destinasi unggulan Sumbar.

Pembangunan infrastruktur dan fasilitasnya menelan dana sekitar Rp 17 miliar, dan jika ditambah sewa lahan serta operasional, total anggarannya mencapai Rp 24,5 miliar.

Harapannya, Stasiun Lambuang bisa menghidupkan kembali denyut ekonomi lokal dan memperkuat posisi Bukittinggi sebagai kota wisata.

Baca juga:

Meski harapan tinggi disematkan pada Stasiun Lambuang, kenyataan di lapangan jauh dari ekspektasi.

Kini, lahan Stasiun Lambuang telah dikembalikan ke PT KAI, menandai akhir dari perjalanan proyek yang awalnya diharapkan menjadi ikon kuliner dan ekonomi Bukittinggi tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di EDA WEB dengan judul “”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas