Peneliti BRIN: Pulau Gag Seluas 6.500 Hektar, Punya Pelabuhan dan Lapangan Terbang

  
2 Menteri Kompak Izinkan PT Gag Nikel Beroperasi di Raja Ampat

JAYAPURA, EDA WEB – Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan pada Badan Riset dan Inovasi Nasional () Hari Suroto menjelaskan, secara administratif berada di Distrik Waigeo Barat, Kabupaten , Provinsi .

Pulau ini memiliki luas 6.500 hektar atau 65 kilometer persegi. Letak pulau ini berada 160 kilometer arah barat laut Kota Sorong atau sebelah timur Pulau Gebe, Maluku Utara.

“Untuk menuju pulau ini hanya dapat menggunakan transportasi laut. Hanya akses laut yang dapat menghubungkan antara Pulau Gag dengan daerah di sekitarnya,” jelas Suroto dalam keterangan kepada EDA WEB, Selasa (10/6/2025).

Baca juga:

Menurut Suroto, pelabuhan Gag memberikan akses ke berbagai tempat menarik di Kepulauan Raja Ampat, seperti Pulau Gam, Pulau Mansuar dan Pulau Arborek.

“Pelabuhan Pulau Gag ini melayani aktivitas penyeberangan dari dan ke pulau-pulau lain di sekitarnya dengan rute kapal yaitu Sorong, Pulau Gag, Pulau Gebe, Patani, Weda (PP),” tuturnya.

Suroto yang lama menjadi peneliti di Papua ini mengatakan, kapal yang berlayar menuju ke Pulau Gag, yaitu kapal KMP Arar dengan jadwal seminggu sekali dan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 62 dengan jadwal 1 bulan sekali.

Baca juga:

Selain itu, kata Suroto, Pulau Gag juga memiliki lapangan terbang. Landasan pesawat terbang ini dibangun pada 1996 oleh PT Asia Pasific Nickel.

“Landasan itu kini menjadi tempat menggembala kambing atau sesekali didarati pesawat terbang perintis atau helikopter carteran yang membawa rombongan pemerintah yang melakukan kunjungan kerja,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pertambangan di Pulau Gag, Raja Ampat, menuai polemik.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu telah meninjau langsung lokasi pertambangan nikel di Pulau Gag yang dikelola oleh PT Gag .

Baca juga:

Dari hasil pemantauan, Bahlil menyebut bahwa tidak ditemukan masalah signifikan di lokasi tambang, namun keputusan final terkait operasional tambang masih menunggu evaluasi menyeluruh dari Kementerian ESDM.

Sementara itu, Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam mengatakan, hampir sebagian besar masyarakat di Pulau Gag menolak perusahaan eksplorasi nikel ditutup.

“Alasannya, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di pulau itu dari aktivitas pertambangan itu,” ujarnya kepada wartawan di Sorong, Papua Barat Daya, Senin (9/6/2025).

Perlu diketahui bahwa eksplorasi awal pertambangan nikel di Pulau Gag telah dimulai sejak zaman Belanda, yakni pada 1920 hingga dekade 1950-an, sebelum dinasionalisasikan ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas