JAKARTA, EDA WEB – Asosiasi Industri (ASRIM) menilai perlambatan ekonomi global dapat menekan daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan industri .
Ketua Umum ASRIM Triyono Prijosoesilo menyebut pelemahan industri minuman ringan sudah terlihat sejak 2023.
“Kami mencatat adanya penurunan volume penjualan pada beberapa kategori minuman non-air minum dalam kemasan (non-AMDK). Kondisi ini makin menantang pada awal 2025, setelah realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I hanya 4,87 persen, di bawah ekspektasi,” kata Triyono dalam keterangan resmi, Kamis (15/5/2025).
Data Nielsen pada Maret 2025 menunjukkan sektor minuman non-AMDK masih terkontraksi sekitar 4,4 persen.
“Ini sinyal kuat bahwa industri perlu dukungan kebijakan yang kondusif agar bisa bertahan dan kembali tumbuh,” ujar Triyono.
Data dari Center of Economic and Law Studies (CORE) Indonesia juga memperlihatkan tren konsumsi yang melemah. Biasanya, Ramadhan dan Lebaran mendorong konsumsi. Namun tahun ini, lonjakan tersebut tak terjadi.
Indeks Penjualan Riil (IPR) kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau hanya tumbuh 1,3 persen pada kuartal I-2025. Angka ini jauh di bawah pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 7,5 persen.
Triyono menilai kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri kini semakin krusial. ASRIM siap menjadi mitra konstruktif pemerintah, menyediakan data dan pandangan industri secara transparan.
“Kami ingin rumusan kebijakan tidak hanya fokus pada sasaran kesehatan publik, tapi juga mempertimbangkan keberlangsungan industri, serapan tenaga kerja, dan ekosistem UMKM yang menopang rantai pasok kami,” katanya.
Menurut dia, pendekatan berbasis data dan menyeluruh akan menghasilkan solusi terbaik untuk semua.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Merrijantij Punguan Pintaria menyebut pemerintah terus menjaga iklim usaha sektor makanan dan minuman melalui kebijakan yang adaptif.
“Pemerintah juga terus mengevaluasi dampak kebijakan, terbuka untuk dialog, dan menyiapkan skema transisi terbaik agar daya saing industri tetap terjaga,” ujar Merrijantij.
ASRIM optimistis, kolaborasi dan pemahaman bersama dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi 2025.
Berdasarkan data NielsenIQ, minuman siap saji diproyeksikan tetap menjadi pendorong utama sektor barang konsumsi cepat saji (fast-moving consumer goods/FMCG) di Indonesia.
Meski konsumen lebih hati-hati dalam berbelanja, minuman siap saji masih dianggap sebagai produk esensial. Namun, kenaikan harga dan tekanan ekonomi menjadi kekhawatiran utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas