
JAKARTA, EDA WEB – PT berencana mengembangkan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel () atau dari . Proyek USAF saat ini telah dikembangkan di Kilang Cilacap, dan akan dikembangkan di Kilang Dumai serta Kilang Balongan.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menjelaskan USAF merupakan inisiatif pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
“Project USAF ini adalah bukti nyata bahwa kami berkomitmen untuk tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan,” ungkap Taufik dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).
Baca juga:
Dia memuturkan, pengembangan SAF dimulai sejak 2020. Ketika itu KPI memproduksi Bioavtur J2.4 dari palm kernel oil di Kilang Cilacap.
Setahun setelahnya produk tersebut digunakan dalam penerbangan uji coba pesawat CN-235. Avtur ini kemudian digunakan pada penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta-Solo di 2023. Taufik menyebutkan bahwa dua uji coba tersebut membuktikan bahan bakar aviasi berbasis nabati bukan lagi konsep belaka.
Serangkaian aktivitas dilaksanakan antara lain pengembangan teknologi katalis bersama Pertamina Technology Innovation, manufacturing katalis oleh PT Katalis Sinergi Indonesia, dan melakukan sertifikasi sustainability ISCC EU dan CORSIA.
PT KPI juga melaksanakan change out catalyst USAF di RU IV, menandai kesiapan uji komersial produksi certified SAF dari minyak jelantah di awal kuartal tiga tahun 2025.
Menurut Taufik, proyek USAF tak hanya memproduksi bahan bakar berkelanjutan tetapu juga bagian dari rancangan circular SAF ecosystem.
Baca juga:
“Pada tahun 2028, kami berharap dapat menyaksikan startup Green Refinery Project di Cilacap, dengan kapasitas 6 MBSD mengolah feedstock dari UCO, POME, dan lainnya. Ini akan menjadikan Pertamina sebagai pelopor energi hijau,” papar Taufik.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, berkata program kerja sama anak perusahaan Pertamina itu merupakan bagian dari visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto terkait kemandirian energi.
Karenanya, PT Pertamina Patra Niaga menyiapkan alat untuk mengumpulkan UCO di 10 SPBU yang tersebar di Jakarta. Dengan begitu, masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan USAF.
“Alat ini masih dalam skala piloting, tapi sampai hari ini sudah tercatat sedikitnya 6.042 orang yang secara sukarela menyetorkan UCO di alat-alat yang tersebar di sepuluh SPBU di Jakarta,” ucap Mars Ega.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri berpandangan proyek USAF adalah jawaban dari tantangan global untuk menjamin ketahanan energi, keterjangkauan harga bagi masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan.
Baca juga:
Dia menekankan agar proyek ini tidak hanya berakhir di seremoni penandatanganan komitmen saja.
“Ini adalah prestasi yang sudah diukir Pertamina, kita harus wujudkan sampai terimplementasi dengan baik. Kita juga harus saling berkolaborasi satu sama lain, agar Pertamina terus menjadi yang terdepan dalam menyediakan energi yang baik bagi negeri ini,” tutur Simon.
Menurutnya, SAF tidak bisa dilihat sebagai proyek semata, melainkan sebuah misi besar membangun ekosistem pengolahan energi baru yang ramah lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik .
Sumber : Kompas