
, EDA WEB — PT Pertamina Hulu Energi (), Subholding Upstream Pertamina, terus mengakselerasi pengembangan teknologi Carbon Capture Storage () sebagai langkah konkret untuk menekan emisi karbon dari sektor hulu migas.
Teknologi ini dinilai strategis tidak hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga ekonomi. Hal ini disampaikan Direktur Keuangan & Investasi PHE Dannif Utojo Danusaputro dalam forum “Financial Times and Nikkei Energy Transition Summit Asia” di , Rabu (25/6/2025).
“CCS adalah salah satu solusi potensial untuk mengurangi emisi karbon,” kata Dannif melalui keterangan pers, Jumat (27/6/2025).
PHE melihat CCS sebagai alat penting untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia. Namun, menurut Dannif, pengembangan CCS memerlukan investasi besar dan dukungan jangka panjang.
“CCS ini bukan hanya tentang manfaat dekarbonisasi, tetapi juga memberikan manfaat bagi perekonomian negara melalui penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan investasi infrastruktur,” ujarnya.
Baca juga:
Saat ini, PHE tengah mengembangkan 11 portofolio studi CCS/ dengan total kapasitas penyimpanan karbon hingga 7,3 giga ton CO?. Proyek-proyek ini dijalankan di berbagai wilayah operasi Subholding Upstream Pertamina dan menjadi bagian dari komitmen terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Untuk mendukung implementasi CCS/CCUS secara menyeluruh, PHE menjalin kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah dalam mengkaji dan mengevaluasi hasil studi tersebut. Kolaborasi dinilai penting agar potensi teknologi ini bisa dikembangkan menjadi model bisnis yang berkelanjutan dan layak secara komersial.
Di luar aspek teknologi dan investasi, PHE juga menekankan tata kelola perusahaan yang bersih. Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berstandar ISO 37001:2016 sebagai bagian dari komitmen zero tolerance on bribery.
“Prinsip ESG dan tata kelola yang baik menjadi fondasi PHE dalam menjalankan operasi hulu migas secara berkelanjutan,” tutup Dannif.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas