
EDA WEB – Investor kawakan asal Amerika Serikat, , kembali melontarkan peringatan soal memburuknya kondisi fiskal Negeri Paman Sam. Ia menilai lonjakan utang dan defisit anggaran pemerintah AS sudah mencapai titik kritis dan berpotensi mengguncang pasar global.
“Saya pikir kita harus takut pada pasar obligasi,” kata Dalio dalam acara Paley Media Council di New York, Kamis (22/5/2025) lalu, seperti dikutip CNBC International.
“Ini seperti saya adalah dokter yang memeriksa pasien dan melihat adanya penumpukan ini. Ini sangat, sangat serius, meski saya tidak bisa pastikan kapan tepatnya (krisis terjadi). Namun dalam tiga tahun ke depan, lebih atau kurang satu atau dua tahun, situasinya akan sangat kritis,” ujarnya.
Baca juga:
Pendiri Bridgewater Associates, salah satu manajer hedge fund terbesar di dunia, itu selama bertahun-tahun mewanti-wanti soal utang AS yang kian membengkak.
Kini kekhawatiran pasar pun makin nyata, seiring permintaan investor atas imbal hasil lebih tinggi agar mau membeli surat utang pemerintah AS.
Kenaikan imbal hasil ini dipicu oleh memburuknya prospek fiskal dan penurunan peringkat kredit oleh lembaga Moody’s pekan lalu.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun pada Kamis (23/5/2025) tercatat di level 5,14 persen, tertinggi sejak 2023.
Biaya pinjaman pemerintah yang terus naik, belanja negara yang bertambah, serta penerimaan pajak yang menurun membuat defisit anggaran melambung.
Baca juga:
Total utang pemerintah AS kini menembus 36 triliun dollar AS atau setara sekitar Rp 594 kuadriliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS).
Sepanjang 2024, anggaran pembayaran bunga utang menjadi pos pengeluaran terbesar keempat setelah jaminan sosial, pertahanan, dan layanan kesehatan.
“Kami akan mengalami defisit sekitar 6,5 persen dari PDB, ini lebih besar dari yang bisa ditoleransi pasar,” ucap Dalio.
Baca juga:
Ia pesimistis para politisi di Washington mampu mencapai kesepakatan untuk mengurangi beban utang negara. Pada Kamis pagi waktu setempat, DPR AS mengesahkan RUU yang menurunkan pajak sekaligus menambah anggaran pertahanan.
RUU tersebut, yang kini menunggu pembahasan di Senat, diperkirakan bisa menambah utang pemerintah AS hingga triliunan dollar AS dan makin memperlebar defisit, di tengah kekhawatiran inflasi akibat kenaikan tarif impor yang juga menekan harga obligasi dan mendorong imbal hasil naik.
“Saya tidak optimistis. Saya harus realistis,” tutur Dalio. “Menurut saya inilah inti tantangan negara kami. Segala sesuatu yang berkaitan dengan bipartisan dan mengatasi hambatan politik pada dasarnya berarti ‘berikan saya lebih banyak,’ yang justru memperbesar defisit ini,” katanya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas