
EDA WEB — Gitaris band Slank, Ridho Hafiedz, menyuarakan protes keras terhadap aktivitas tambang di , Papua Barat Daya.
Melalui akun Instagram pribadinya, meminta pemerintah menghentikan seluruh kegiatan pertambangan di kawasan yang dikenal sebagai surga ekowisata dunia itu—bukan sementara, melainkan untuk selamanya.
Dalam unggahannya yang dikutip pada Senin (9/6/2025), Ridho Slank menilai bahwa pemerintah sebenarnya menyadari dampak ekologis dari pertambangan, namun memilih untuk mengabaikannya.
Baca juga:
“Pemerintah bukan enggak tahu, tapi enggak mau tahu. Mereka tahu kalau Raja Ampat adalah destinasi wisata dunia, dari laut dan hutannya. Harusnya kita bangga menyumbang oksigen untuk dunia,” tulis Ridho Slank.
Musisi yang dikenal vokal dalam isu lingkungan itu juga menyindir keras para pengambil kebijakan yang, menurutnya, lebih mementingkan keuntungan jangka pendek dari tambang dibandingkan menjaga kekayaan alam yang nilai keberlanjutannya jauh lebih tinggi.
Baca juga:
“Memang susah kalau ngomong dengan orang yang mentalnya miskin dan serakah. ternyata lebih penting daripada menjaga kekayaan alam. Hanya orang bodoh yang berpikir pendek. Itu saja!” kata Ridho Slank.
Ridho Slank menyoroti potensi besar pariwisata Raja Ampat—terutama dari keindahan bawah laut dan biodiversitas hutannya, termasuk kehadiran burung cendrawasih yang menjadi simbol Papua.
“Banyak spot diving indah yang dicari oleh diver dunia, hasil laut yang dinikmati masyarakat, dan burung Cendrawasih di hutan-hutan Raja Ampat,” tulis Ridho Slank.
Baca juga:
Ridho Slank mengkritik bahwa industri pariwisata yang berdampak langsung bagi ekonomi masyarakat lokal kini terancam oleh keserakahan segelintir pihak.
“Karena rakus dan serakah, yang menjadi modal wisata di Raja Ampat disikat juga. Industri pariwisata berdampak langsung ke ekonomi masyarakat, tapi tidak dengan tambang, yang menikmati hanya korporasi dan perorangan,” tutur Ridho Slank.
Di akhir unggahannya, Ridho Slank menegaskan, penghentian tambang nikel di Raja Ampat tidak boleh hanya bersifat sementara, tetapi permanen.
Baca juga:
“Menurut gue, untuk Raja Ampat enggak ada kata ‘sementara tambang di-stop’, tapi untuk selamanya. #SaveRajaAmpat,” tutup Ridho Slank menyertakan tagar selamatkan Raja Ampat.
Raja Ampat merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia dan telah menjadi ikon pariwisata berkelanjutan Indonesia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kekhawatiran dari aktivis lingkungan, tokoh adat, dan kini tokoh publik seperti Ridho Slank, terhadap masuknya industri tambang, termasuk tambang nikel yang dianggap mengancam ekosistem laut dan darat di wilayah tersebut.
Baca juga:
Diketahui, aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, tengah menjadi sorotan publik. Kawasan yang dikenal sebagai surga biodiversitas laut ini terancam oleh dampak lingkungan dari operasi tambang, terutama di Pulau Gag, Kawe, dan Manuran.
Dalam berbagai dokumentasi, terlihat alat-alat berat membabat hutan dan merusak lingkungan yang selama ini dikenal sebagai salah satu wisata alam terindah di dunia.
Baca juga:
Raja Ampat dikenal sebagai pusat segitiga terumbu karang dunia, rumah bagi lebih dari 1.400 spesies ikan dan 75 persen jenis karang yang ada di dunia. Kehilangan kekayaan hayati ini bukan hanya kerugian nasional, tapi juga global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas