
TAIPEI, EDA WEB – Indonesia disebut memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan utama di sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/) dan infrastruktur di kawasan Asia Tenggara.
Pandangan ini disampaikan oleh Nirupa Chander, Senior Vice President Secure Power & International Region Electric, dalam wawancara dengan jurnalis EDA WEB Galuh Putri Riyanto di Computex 2025 di Taipei, Taiwan.
“Ya, benar sekali sekarang Indonesia menjadi destinasi tertinggi untuk investasi global terkait data center di Asia Tenggara,” kata Nirupa dengan nada meyakinkan kepada EDA WEBTekno, ditemui di Taipei Nangang Exhibition Center Hall 1, Rabu (21/5/2025).
Menurut Nirupa, pertumbuhan cepat pengguna digital, komitmen pemerintah terhadap transformasi teknologi, hingga melonjaknya kebutuhan lokal terhadap layanan komputasi dan penyimpanan data, menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat strategis dalam peta AI dan data center global.
“Indonesia juga merupakan pasar yang sangat penting bagi Schneider. Negara ini sedang mengalami transformasi digital yang cepat. Kami percaya Indonesia akan memainkan peran besar di lanskap regional, bahkan global, untuk AI dan ,” kata perempuan yang sudah lebih dari dua dekade berkarier di itu.
Baca juga:
AI-ready dan tantangannya di Indonesia
Nirupa menyebutkan, Schneider Electric sudah hadir di Indonesia selama lebih dari empat dekade, atau 40 tahun.
Perusahaan asal Perancis yang bergerak di bidang manajemen energi dan otomasi ini memiliki ribuan karyawan, fasilitas manufaktur, serta jaringan mitra dan pelanggan dari berbagai segmen, meliputi pemerintahan, infrastruktur, residensial, industri, dan masih banyak lainnya.
“Kami tidak hanya menjual solusi dari luar ke Indonesia. Kami juga membangun dari Indonesia, untuk Indonesia. Tim kami tumbuh bersama pelanggan dan mitra lokal,” ungkap Nirupa.
Baca juga:
Schneider Electric juga mendukung adopsi teknologi efisiensi energi dan energi terbarukan di sektor industri, komersial, dan kini juga memperluas fokusnya ke data center berbasis AI.
Di tengah ledakan AI dan lonjakan adopsi AI seperti saat ini, Nirupa mengungkapkan bahwa permintaan akan pusat data yang AI-ready dan hemat energi semakin tinggi di Indonesia.
Berbagai sektor, mulai dari perbankan, e-commerce, logistik, startup, hingga universitas, membutuhkan infrastruktur komputasi yang tangguh, efisien, dan siap menangani beban kerja AI.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Schneider Electric menghadirkan solusi terintegrasi. Mulai dari desain modular data center, manajemen daya pintar, hingga teknologi (pendingin berbasis cairan) yang kini dianggap wajib untuk mendukung performa tinggi sekaligus efisiensi energi di era AI.
“Kami ingin menjadi mitra strategis untuk semua pelaku industri di Indonesia, baik untuk hyperscale data center maupun edge deployment di luar kota-kota besar,” jelas Nirupa.
Meski peluangnya besar, Nirupa juga mengakui bahwa pembangunan pusat data di Indonesia tidak lepas dari tantangan.
Beberapa yang paling utama antara lain adalah akses daya listrik yang stabil, ketersediaan lahan dengan infrastruktur yang memadai, serta kemampuan pendinginan untuk mendukung server AI yang makin haus daya.
“AI workloads membutuhkan daya yang sangat tinggi dan menghasilkan panas ekstrem. Solusi pendinginan dan efisiensi energi jadi semakin penting. Infrastruktur data center di Indonesia harus dirancang dengan mempertimbangkan kondisi lokal, termasuk iklim dan tantangan grid,” jelas Nirupa.
Nirupa menambahkan, desain data center yang fleksibel, scalable, dan hemat energi akan menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang.
Bos perempuan yang bertanggung jawab mendukung pelanggan dan mitra Schneider dalam transformasi digital dan pencapaian target keberlanjutan (sustainability) ini juga memprediksi bahwa ke depan, tidak semua AI akan diproses di pusat data berskala besar.
Justru, sekitar 50 persen komputasi AI akan berpindah ke edge, alias pusat data kecil yang lebih dekat dengan pengguna atau perangkat.
Baca juga:
“Artinya, organisasi seperti universitas, rumah sakit, bahkan pelaku UMKM akan mulai memanfaatkan AI secara lokal. Mereka butuh solusi yang ringan, fleksibel, dan efisien secara energi,” tambahnya.
Edge AI membuka peluang pertumbuhan baru infrastruktur digital di luar pusat kota dan skala enterprise.
Komitmen untuk Indonesia
Schneider Electric menegaskan komitmennya untuk terus mendukung ekosistem data center dan AI di Indonesia, tidak hanya melalui teknologi, tetapi juga investasi dan pengembangan sumber daya lokal.
“Kami cukup optimistis tentang potensi Indonesia di data center dan kami akan terus berinvestasi di sini (Indonesia),” tegas Nirupa.
“Kami sudah ada di sini lebih dari 40 tahun, dan kami akan terus menambah investasi, membangun kapabilitas lokal, dan menghadirkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas