
EDA WEB – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump bersiaga menghadapi kemungkinan serangan balasan setelah AS melancarkan ke tiga fasilitas nuklir .
Serangan yang terjadi pada Sabtu (21/6/2025) malam itu menargetkan lokasi di Natanz, Fordow, dan Isfahan, wilayah yang dikenal sebagai pusat aktivitas .
Ketegangan semakin meningkat setelah laporan NBC mengutip dua pejabat pertahanan dan seorang pejabat senior Gedung Putih yang menyatakan bahwa AS kini bersiaga terhadap kemungkinan serangan balasan Iran, khususnya dalam 48 jam pertama pascaserangan.
Baca juga:
Meski belum dapat dipastikan apakah serangan balasan Iran akan ditujukan ke wilayah domestik AS atau target asing, pemerintah AS telah menyampaikan pesan kepada Iran bahwa tindakan ini bukanlah awal dari “perang untuk mengganti kekuasaan”.
Laporan Wall Street Journal menyebut serangan ini hanya dilakukan sekali, sebagai bentuk tekanan terbatas.
Menurut Trump, tujuan dari serangan ini adalah membatasi kapabilitas nuklir Iran dan memaksa negara itu untuk “mengakhiri perang”.
“Iran, pelaku bully Timur Tengah, sekarang harus berdamai. Jika tidak, serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan lebih mudah dilakukan,” ujar Trump dalam pidato yang disiarkan ke seluruh rakyat AS dikutip dari .
Baca juga:
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi tersebut.
“Ini adalah eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah sangat rapuh, dan merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ujar Guterres melalui akun media sosialnya.
Ia memperingatkan bahwa konflik ini bisa tak terkendali dan menimbulkan konsekuensi terburuk, baik bagi rakyat sipil maupun stabilitas kawasan.
Guterres pun menyerukan kepada seluruh anggota PBB untuk mengedepankan langkah de-eskalasi dan mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB serta hukum internasional.
Baca juga:
Apa Peran Israel dalam Konflik Ini?
Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran dilakukan setelah Israel lebih dahulu melakukan serangan udara terhadap berbagai fasilitas strategis Iran sejak 13 Juni 2025 lalu.
Israel disebut telah menyerang beberapa titik penting terkait program nuklir Iran sebelum meminta dukungan militer dari Washington.
Keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan yang diluncurkan Israel dikhawatirkan akan memperburuk ketegangan.
Padahal sebelumnya, Teheran telah memperingatkan agar AS tidak ikut campur dalam konflik bilateral Iran-Israel.
Keterlibatan langsung AS di konflik ini dinilai sebagai pelanggaran atas batas diplomatik dan dapat memicu pemburukan situasi keamanan di Timur Tengah.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas