Serikat Pekerja: Sudah 78.000 Orang Kena PHK, Paling Banyak dari Sektor Ritel

  
Serikat Pekerja: Sudah 78.000 Orang Kena PHK

JAKARTA, EDA WEB – Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) mengatakan, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai sekitar 78.000 orang per Juni 2025.

Angka tersebut berdasarkan data yang dirangkum oleh Aspirasi sejak awal tahun hingga Juni.

Mirah mengungkapkan, mayoritas PHK terjadi di , perbankan, dan telekomunikasi. “(Angka PHK) Sekitar 78 ribuan. Paling banyak di ritel, perbankan, dan telekomunikasi,” ujar Mirah di Gedung EDA WEB Gramedia, Jakarta, Senin (23/6/2025).

Baca juga:

Selain itu, sektor perhotelan dan logistik disebutnya juga mengalami PHK yang cukup tinggi.

Untuk daerah dengan jumlah PHK terbanyak, yakni , disusul Jawa Tengah.

Di kedua provinsi tersebut, menurut Mirah, terdapat titik-titik kawasan industri.

Baca juga:

Lebih lanjut, Mirah menjelaskan alasan mengapa data PHK dari serikat pekerja jauh berbeda dari data PHK yang dicatat oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Sebelumnya, Kemenaker melaporkan angka PHK sebesar 26.454 per 20 Mei 2025.

“Kenapa ada perbedaan? Karena memang banyak sekali para perusahaan itu yang tidak mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan. Karena kan itu datanya kan data klaim dari BPJS Ketenagakerjaan pemerintah,” ungkap Mirah.

“Lalu yang kedua, kalaupun dia daftarin, mereka ketika proses PHK tidak melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja, jadi hanya berhenti di internal mereka. Jadi, anggapnya ketika sudah sepakat, PHK, ya sudah selesai,” lanjutnya.

Selain itu, ketika proses PHK sudah inkrah, tidak dilaporkan kepada instansi terkait.

“Belum lagi, kemudian para pekerja-pekerja yang sektor kecil yang dianggapnya dalam tanda kutip itu bagian informal, padahal enggak. Itu masuk para pekerja juga,” tambah Mirah.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas