
EDA WEB – (Jabar) melepas nakal yang telah selesai melakukan pendidikan karakter di .
Kata Dedi, setelah mengikuti program tersebut para siswa justru menangis karena tidak mau pulang.
“Anak-anak tuh menangis karena dia enggak mau pulang, bukan karena dia mendapat sesuatu yang tidak menyenangkan. Dia menangis sanking betahnya,” kata Dedi dikutip dari YouTube EDA WEB TV, Kamis (12/6/2025).
Dedi mengatakan, hal ini membuktikan bahwa pendidikan di barak militer tidak menyeramkan seperti yang ada di pikiran banyak orang.
Baca juga:
Rasa kemanusiaan bisa muncul di barak militer
Tetapi justru, lanjut Dedi, rasa-rasa kemanusiaan bisa muncul dari pendidikan tersebut dari para pelatih siswa di barak militer.
“Rasa-rasa kemanusiaan justru muncul di sini,” ujarnya.
Dedi menuturkan, siswa-siswa di barak militer sangat dekat dengan para pelatihnya dan pengalaman semacam ini sulit di dapatkan di tempat lain.
Ia pun membuka peluang agar pendidikan militer bisa dinikmati oleh semua anak tidak hanya siswa yang nakal atau bermasalah.
Nantinya siswa bisa mencoba masuk barak militer sama seperti mengikuti perkemahan Sabtu-Minggu.
Baca juga:
“Ini nanti tidak akan lagi dinikmati oleh seluruh anak Jawa Barat. Nanti kan banyak tuh yang anaknya ingin disiplin, (barak militer) bisa dijadikan alternatif liburan,” pungkas Dedi.
Seperti diketahui, Pemkot Depok melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar program Pembinaan Karakter dan Bela Negara untuk remaja berusia 13 hingga 15 tahun di “barak militer”.
Kegiatan ini bertujuan membentuk generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan memiliki semangat nasionalisme, selaras dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Baca juga:
Kegiatan barak militer di Depok ini berlangsung selama sepuluh hari sejak tangga 31 Mei-9 Juni 2025.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas