
EDA WEB – Keberadaan Perdana Menteri (PM) Israel akhirnya terungkap di tengah meningkatnya konflik bersenjata antara Israel dan Iran.
Setelah sebelumnya dilaporkan pergi ke Yunani pada Jumat (13/6/2025), Netanyahu pada Minggu (15/6/2025) dilaporkan tengah mengunjungi lokasi serangan rudal Iran di Bat Yam, dekat Tel Aviv.
Dalam kunjungannya, Netanyahu mengecam keputusan Iran meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel.
Baca juga:
“Iran akan membayar harga yang sangat mahal atas pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, perempuan, dan anak-anak,” tegas Netanyahu, seperti dilaporkan The Times of Israel.
Serangan rudal Iran yang terjadi sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari waktu setempat telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya, menurut keterangan tim penyelamat.
Dengan demikian, total korban tewas akibat serangan Iran sejak Jumat menjadi 13 orang.
Sejumlah rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan menyebabkan kerusakan di berbagai lokasi, termasuk Bat Yam, Tel Aviv, dan wilayah utara negara itu.
Militer Israel terapkan sensor ketat
Meski demikian, sebagaimana dilansir AFP, Militer Israel telah menerapkan sensor ketat terhadap media dan melarang jurnalis membagikan rekaman visual maupun detail lokasi tepat jatuhnya rudal.
Serangan Iran sendiri diluncurkan sebagai pembalasan atas lebih dulu pada Jumat.
Netanyahu tentu saja membela tindakan Militer Israel terhadap Iran yang telah berlangsung sejak Jumat pagi itu, dengan menyebutnya sebagai bagian dari operasi besar yang diberi nama “Rising Lion”.
Baca juga:
“Israel memang harus melakukan operasi ini,” ujarnya.
Operasi tersebut diklaim bertujuan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan menurut militer Israel, telah menghantam lebih dari 250 target militer dan nuklir di wilayah Iran.
“Kami akan mencapai semua tujuan kami dan kami akan menyingkirkan dua ancaman eksistensial sekaligus,” tambah Netanyahu, merujuk pada program nuklir Iran dan kemampuan rudal balistik negara tersebut.
Situasi antara kedua negara masih sangat tegang, dengan kekhawatiran internasional bahwa eskalasi ini dapat menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam konflik yang lebih luas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas