
YERUSALEM, EDA WEB – , anggota parlemen Israel dari partai Hadash yang berbasis Arab-Yahudi, menjadi sorotan publik dunia setelah video dirinya ditarik secara paksa dari podium parlemen Israel (Knesset) viral di media sosial.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (21/5/2025), ketika Odeh tengah menyampaikan pidato penuh emosi yang mengecam keras serangan militer Israel ke Gaza, termasuk tingginya angka korban sipil akibat konflik tersebut.
“Setelah satu setengah tahun perang, kalian telah membunuh 19.000 anak-anak, 53.000 warga Gaza, menghancurkan semua universitas dan rumah sakit,” ujar Odeh dalam pidatonya.
Baca juga:
“Dan kalian bahkan tidak memperoleh kemenangan politik apa pun. Itu sebabnya kalian kehilangan akal,” tambahnya dengan nada tajam.
Pidatonya ini sontak memancing ketegangan di ruang sidang, hingga beberapa saat kemudian petugas keamanan parlemen naik ke podium dan menyeret Odeh secara fisik.
Momen tersebut terekam kamera dan diunggah oleh akun Instagram @dwnews, yang kemudian menjadi viral dengan lebih dari 685.000 tayangan dan 21.700 likes.
Melalui akun X pribadinya, Odeh mengungkapkan kekecewaannya terhadap insiden itu.
Ia menyebut pengusiran tersebut sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebenaran.
“Mereka menyeret saya bukan karena saya melanggar aturan, tetapi karena saya mengatakan yang sebenarnya. 77 tahun sejak Nakba, dunia kini menyaksikan Nakba kedua di Gaza. Kalian bisa membungkam saya, tapi kalian tak bisa membungkam rakyat Palestina dan suara hati dunia,” tulisnya pada Kamis (22/5/2025).
Baca juga:
Ayman Odeh sendiri merupakan salah satu tokoh politik penting yang mewakili komunitas Arab di Israel.
Ia telah memimpin Hadash sejak 2006, serta menjadi kepala aliansi politik Joint List yang memperjuangkan hak-hak minoritas Arab di negara tersebut.
Perjalanan politik Odeh dimulai dari tingkat lokal sebagai anggota Dewan Kota Haifa (1998-2003).
Pria kelahiran 1975 ini juga terlibat dalam perumusan sejumlah dokumen penting, seperti Future Vision Document (2006),
Deklarasi Haifa (2007), hingga rancangan konstitusi demokratis versi organisasi Adalah.
Meskipun demikian, ini bukan kali pertama Odeh dikeluarkan dari parlemen karena pernyataannya.
Pada November 2024 lalu, ia juga pernah mengutuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyebutnya sebagai “pembunuh berantai” atas eskalasi kekerasan yang terus menelan korban jiwa di Gaza.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas