3 Penyebab Diare Secara Umum dan Tanda yang Perlu Diwaspadai

  
3 Penyebab Diare Secara Umum dan Tanda yang Perlu Diwaspadai

JAKARTA, EDA WEB – Terdapat beberapa penyebab secara garis besar, mulai dari faktor kebersihan hingga reaksi terhadap makanan tertentu.

Berikut selengkapnya, menurut dokter internis subspesialis gastroenterologi hepatologi, dr. Imelda Maria Loho, Sp.P.D, Subsp.G.E.H. (K), FINASIM.

Baca juga:

Apa saja ?

1. Makanan terkontaminasi kuman

Makanan yang sudah terkontaminasi kuman menjadi paling umum.

Kontaminasi ini bisa terjadi dari makanan yang basi, tidak disimpan dengan baik, atau terpapar lalat yang membawa bakteri dari lingkungan.

Baca juga:

“Makanan bisa jadi ada kumannya sehingga menyebabkan diare. Ini menjadi penyebab diare yang paling banyak dialami pasien,” ucap Imelda dalam Media Discussion bersama RS Pondok Indah Group di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Kondisi ini sering terjadi di lingkungan dengan kebersihan makanan yang kurang terjaga.

Bakteri atau virus yang masuk ke saluran cerna melalui makanan dapat mengganggu fungsi usus, dan menyebabkan tubuh mengeluarkan cairan secara berlebihan melalui feses.

2. Alergi makanan

Baca juga:

Alergi terhadap jenis makanan tertentu juga bisa memicu diare, meski seringkali disertai gejala lain, seperti kembung, nyeri perut, atau mual.

Salah satu jenis makanan yang umum menyebabkan reaksi ini adalah susu, terutama karena kandungan laktosanya.

“Alergi makanan juga bisa menyebabkan diare, namun biasanya disertai dengan gejala lainnya. Contoh alergi makanan yang berujung diare yaitu susu karena kandungan laktosanya,” jelas Imelda.

Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak bisa mencerna zat tertentu dalam makanan tersebut, sehingga menimbulkan reaksi di saluran pencernaan.

Jika pemicunya diketahui, diare biasanya akan berhenti setelah makanan tersebut tidak lagi dikonsumsi.

    3. Tidak mencuci tangan sebelum makan

    Kebiasaan makan tanpa mencuci tangan juga menjadi penyebab diare yang kerap diabaikan.

    Tangan yang kotor bisa menjadi media perpindahan bakteri dan virus ke makanan, lalu masuk ke saluran cerna.

    “Kebiasaan makan tanpa mencuci tangan juga berpotensi memicu diare, hal ini dikarenakan adanya perpindahan bakteri dari tangan ke makanan yang masuk ke dalam perut,” tutur Imelda.

    Masalah ini banyak terjadi terutama pada anak-anak atau di lingkungan dengan kesadaran kebersihan yang rendah.

      Bagaimana mengetahui diare yang berbahaya?

      Menurut Imelda, durasi dan respons tubuh terhadap pengobatan bisa menjadi tanda apakah diare termasuk ringan atau harus segera ditangani lebih serius.

      “Kalau semisal diarenya selesai dalam satu hari, dan setelahnya baik-baik saja, itu kemungkinan besar virusnya sudah selesai,” jelasnya.

      Namun jika diare berlangsung lebih dari satu hari dan tidak juga membaik dengan obat bebas, kemungkinan penyebabnya adalah infeksi bakteri atau parasit, seperti amoeba yang memerlukan penanganan khusus.

      Baca juga:

      “Akan tetapi kalau diare karena bakteri atau amoeba, itu bisa lebih dari satu hari dan tidak membaik dengan obat diare biasa. Maka harus segera dikonsultasikan ke dokter,” katanya.

      yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan dalam kasus berat bisa mengancam nyawa, terutama pada anak-anak dan lanjut usia.

      Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pemicunya dan segera mencari pertolongan medis bila gejala menetap.

      Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

      Sumber : Kompas