
EDA WEB – Gravitasi tidak akan hilang jika segala sesuatu di berhenti berputar. Sama seperti gravitasi Bumi yang tetap ada jika planet ini berhenti berputar.
Gravitasi adalah gaya fundamental yang muncul dari massa suatu benda, dan massa Bumi tidak berubah saat ia berhenti berputar.
Melalui BBC Science Focus, astronom radio di Jodrell Bank Centre for Astrophysics Universitas Manchester, Alastair Gunn, memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Baca juga:
Menurut Alastair, semua objek astronomi terbentuk oleh gravitasi yang menarik materi menjadi satu.
Jika sebuah benda kosmik berasal dari sesuatu yang pada awalnya memiliki gerak rotasi (perputaran), laju putarannya hanya akan meningkat pesat saat benda tersebut runtuh atau hancur.
Hal ini terjadi karena hukum kekekalan momentum sudut. Di alam semesta yang penuh turbulensi dan momentum sudut, segala sesuatu akan memiliki derajat rotasi tertentu.
Baca juga:
Dalam Teori Relativitas Umum Einstein, yang menjelaskan gravitasi, rotasi memang memiliki efek, yang dikenal sebagai “frame-dragging”.
Ini adalah efek di mana massa yang berputar “menyeret” ruang-waktu di sekitarnya. Efek frame-dragging dapat mengubah cara objek berinteraksi secara gravitasi.
Meski demikian, efeknya sangat kecil dan tidak memengaruhi medan gravitasi secara keseluruhan.
Oleh karena itu, gravitasi pada dasarnya akan tetap sama jika segala sesuatu di alam semesta berhenti berputar.
Baca juga:
Bagaimana gravitasi bekerja?
Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang dimiliki oleh planet atau benda lain untuk menarik sesuatu ke pusatnya.
Dikutip dari laman Space.com, hukum Gravitasi Isaac Newton adalah deskripsi yang sangat bagus tentang bagaimana gravitasi bekerja dalam kebanyakan situasi.
Gravitasi terjadi karena setiap partikel materi menarik setiap partikel lainnya dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa mereka dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara mereka.
Baca juga:
Jadi makin jauh jarak antar partikel dan/atau semakin kecil massa partikel, makin kecil pula gaya gravitasinya. Teori ini menyatakan bahwa ruang dan waktu itu mutlak.
Namun pada akhir 1850-an, perhitungan orbit Merkurius sedikit salah. Ini yang mengawali munculnya teori Relativitas Umum Albert Einstein, yang diterbitkannya pada 1915.
Menurut teori Relativitas Umum, ruang (dan waktu) tidak statis, melainkan berubah sebagai respons terhadap keberadaan objek (yaitu massa dan energi) di dalamnya.
Baca juga:
Apa yang dirasakan sebagai efek “gravitasi” (misalnya, pada benda yang jatuh) sebenarnya adalah gerakan benda melalui ruang-waktu yang melengkung.
Menurut Einstein, gravitasi terjadi akibat kelengkungan ruang-waktu oleh semua objek di dalamnya, dikombinasikan dengan gerakan “geodesik” (lurus) objek tersebut melalui ruang-waktu.
Teori Relativitas Umum milik Einstein telah teruji dengan cukup baik, terutama pada Tata Surya.
Baca juga:
Gravitasi di Tata Surya
Dalam sistem Tata Surya, menjaga semua planet tetap dalam orbit mengelilingi matahari. Itu juga yang membuat Anda tetap jatuh ke tanah saat melompat.
Selain Bumi, seluruh planet di Tata Surya juga memiliki tarikan gravitasi, tentunya dengan kekuatan yang berbeda-beda.
Bumi didefinisikan sebagai 1 g (bukan gram). Untuk mengukur gaya gravitasi di planet lain adalah dengan menyatakannya sebagai pecahan dari gaya-g Bumi.
Baca juga:
Dikutip dari laman Space Science Data Coordinate milik NASA, berikut adalah gaya gravitasi setiap planet di Tata Surya, ditambah Pluto dan Bulan:
- Merkurius: 0.378 g
- Venus: 0.907 g
- Bumi: 1 g
- Bulan (satelit Bumi): 0.166 g
- Mars: 0.377 g
- Jupiter: 2.36 g
- Saturnus: 0.916 g
- Uranus: 0.889 g
- Neptunus: 1.12 g
- Pluto (planet kerdil): 0.071 g.
Baca juga:
Gaya gravitasi di setiap planet tidak hanya bergantung pada massa planet, tetapi juga kepadatannya, karena semakin padat planet, semakin besar massa yang menarik Anda ke bawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas