
, EDA WEB – – yang berkaitan dengan emas dinilai menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian pasar akibat sentimen global seperti perang dagang dan ancaman perlambatan ekonomi. Harga emas yang cenderung stabil membuat instrumen ini tetap menjadi safe haven bagi investor.
Martha Christina, Head of Investment Information PT Indonesia, menyarankan investor untuk tetap selektif dan memanfaatkan momentum trading, terutama dengan mempertimbangkan kinerja perusahaan pada kuartal I 2025.
“Koreksi memang masih mungkin terjadi, tetapi terbatas. Penguatan pasar juga dibayangi aksi profit taking, jadi strategi beli saat harga melemah (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja baik bisa dipertimbangkan,” kata Martha dalam acara Media Day: May 2025 di , Kamis (15/5/2025), melalui siaran pers ke EDA WEB.
Ilustrasi emas batangan(PIXABAY/OMAR HADAD)Dia mencatat sedikitnya ada 13 saham yang mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Beberapa di antaranya yang direkomendasikan adalah CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT.
Martha menambahkan, tekanan jual masih mewarnai pasar saham nasional.
Sejak awal 2025, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell) hingga Rp 35 triliun. Namun dalam satu bulan terakhir, tren mulai membaik.
Di tengah situasi tersebut, saham-saham yang terhubung dengan komoditas emas seperti ANTM, HRTA, ARCI, dan BRMS dinilai memiliki prospek positif.
Hal ini didorong oleh masih kuatnya daya tarik emas sebagai instrumen lindung nilai di tengah gejolak pasar.
Sementara itu, Head of Retail Business Support Mirae Asset, Prisa Ngadianto, menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan jumlah di pasar saham Indonesia.
Menurutnya, jumlah investor bisa menembus 7,5 juta orang pada akhir tahun ini.
“ pasar saham meningkat dari 1,7 juta pada 2020 menjadi 4,38 juta per akhir 2024. Kami perkirakan tahun ini bisa bertambah lebih dari 1 juta investor baru,” kata Prisa.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan total investor pasar modal meningkat dari 3,88 juta pada 2020 menjadi 14,87 juta pada 2024, atau tumbuh rata-rata 30,82 persen per tahun.
Sementara investor ritel saham (berdasarkan rekening C-BEST IDX) mencapai 6,38 juta pada akhir 2024.
Pertumbuhan jumlah investor ritel dan aktif, menurut Prisa, didorong oleh maraknya kompetisi trading dan edukasi pasar modal yang berkelanjutan.
Mirae Asset sendiri, tambahnya, terus mengembangkan program literasi keuangan melalui berbagai kanal offline dan online.
Head of Marketing Mirae Asset, Leo Nara Wirendra, menambahkan bahwa ajang seperti HOTS Championship dan Mirae Asset Festival turut berkontribusi pada peningkatan jumlah investor ritel dan investor aktif. Kompetisi ini sudah berjalan selama lima tahun dan menjadi salah satu barometer di industri.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia merupakan bagian dari Mirae Asset Financial Group yang memiliki dana kelolaan sekitar 550 miliar dollar AS atau setara Rp 9.075 triliun per akhir 2024 (kurs Rp 16.500). Perusahaan ini memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) perusahaan juga termasuk terbesar di industri, yakni sekitar Rp 1,32 triliun atau jauh di atas ketentuan minimum Rp 25 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas