Harga Bitcoin Sempat Anjlok Rp 45,6 Juta Setelah AS Serang Iran

  
Harga Bitcoin Sempat Anjlok Rp 45

EDA WEB – , mata uang digital yang populer di dunia, sempat anjlok tajam setelah Amerika Serikat (AS) terlibat dalam konflik Israel-Iran.

Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump mengonfirmasi bahwa pasukannya telah melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran,” tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social.

Trump meminta Iran untuk berdamai dan mengancam akan melakukan serangan tambahan jika pangkalan atau kepentingan AS di Timur Tengah menjadi sasaran.

Baca juga:

Bitcoin anjlok usai

Dikutip dari Economies, Minggu (22/6/2025), menurut laporan di bursa Bitstamp, setelah AS terlibat dalam konflik Iran-Israel, turun sekitar 2.768 dollar AS atau sekitar Rp 45.658.160.

Dengan penurunan ini, harga kripto Bitcoin sempat menjadi 99.430 dollar AS atau sekitar Rp 1.640.097.850 per kepingnya.

Ini merupakan penurunan drastis sejak 8 Mei 2025.

Pedagang kripto terkenal, Cass Abee memperkirakan, Bitcoin bisa saja turun ke harga 93.000 dollar AS sampai 94.000 dollar AS.

Baca juga:

“Bitcoin diperkirakan akan turun ke antara 93.000 dan 94.000 dollar AS sebelum mencapai titik terendah dan berbalik arah,” ujar Abee.

Selain Bitcoin, beberapa mata uang kripto lain, seperti Ethereum, XRP, dan Solana juga mengalami penurunan harga.

Ethereum mengalami penurunan harga 2.201 dollar AS atau sekitar Rp 36.305.495 per keping.

Kemudian, Solana turun 121 dollar AS atau Rp 1.995.895, sedangkan XRP turun 1,8 dollar AS atau sekitar Rp 29.691.

Total kapitalisasi pasar mata uang kripto turun lebih dari 55 miliar dollar AS atau sekitar Rp 907 triliun menjadi 3.232 triliun dollar AS atau sekitar Rp 53,31 kuadriliun pada Minggu.

Baca juga:

Dampak kripto jika Selat Hormuz ditutup

Dikutip dari Forbes, Minggu (22/6/2025), Kepala Operasi Bursa Kripto MEXC, Tracy Jin mengatakan, meningkatnya risiko Iran menutup jalur utama pasar minyak global bisa memicu lonjakan volatilitas harga Bitcoin dan kripto.

Sebab, jalur tersebut mengalirkan sekitar 20 persen pasokan minyak dunia.

“Ini adalah risiko besar yang perlu diwaspadai,” kata Jin.

Baca juga:

Sementara, Kepala Analis Pasar FxPro, Alex Kuptsikevich mengatakan, masa depan harga Bitcoin sangat bergantung pada perkembangan di Timur Tengah.

“Eskalasi dalam bentuk keterlibatan negara lain dan pemblokiran Selat Hormuz oleh Iran dapat menyebabkan kemerosotan lebih lanjut dalam risiko global dan kemunduran tren kenaikan (Bitcoin),” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas