Keresahan Warga Usai Babi Hutan 2 Kali Lepas dari Pejaten Shelter

  
Keresahan Warga Usai Babi Hutan 2 Kali Lepas dari Pejaten Shelter

JAKARTA, EDA WEB – Warga Pejaten kembali digegerkan dengan kemunculan babi hutan di kawasan permukiman, Rabu (25/6/2025).

Peristiwa ini membuat warga panik dan histeris karena babi hutan itu juga mengacak-acak pekarangan, menyebabkan kerusakan, hingga merobohkan sejumlah kendaraan.

Kemunculan babi hutan ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebab, seekor babi juga pernah berkeliaran di Jalan Pejaten Barat Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (14/6/2025).

Hewan mamalia itu lepas dari tempat organisasi nirlaba bernama Pejaten Animal Shelter.

Baca juga:

Warga resah

Peristiwa dua kali terlepasnya babi hutan ini meresahkan warga.

“Babi masuk ke halaman warga, ngacak-ngacak pekarangan, motor warga sampai roboh. Warga jadi histeris,” kata Herry Kurniawan, salah satu warga setempat, kepada EDA WEB.

Saat kejadian, warga ketakutan dan berjaga agar hewan itu tidak masuk ke dalam rumah. Anak-anak pun dilarang keluar rumah untuk sementara.

“Orang tua sudah jaga anak-anak di rumah. Semua takut,” kata Herry.

Akhirnya, setelah berkeliaran di permukiman warga selama sekitar satu jam, babi itu bisa tertangkap kembali.

Menurut Herry, babi akhirnya berhasil ditangkap oleh petugas dari , tanpa keterlibatan warga.

“Kami hanya mengawasi saja, takutnya babinya makin masuk ke dalam rumah,” ujarnya.

Hewan lain pernah lepas

Warga mengatakan, hewan yang pernah lepas dari Pejaten Shelter bukan hanya babi, tapi juga monyet dan anjing.

“Itu yang lepas bukan cuma babi, tetapi juga monyet, anjing itu lepas,” ujar dia.

Herry mengatakan, anaknya sendiri pernah berhadapan langsung dengan anjing yang lepas dari shelter saat hendak berangkat sekolah.

Ia menyatakan, kejadian ini membuktikan Pejaten Shelter tidak aman dan tidak layak berada di lingkungan permukiman.

Desak Pejaten Shelter ditutup

Warga RT 02 RW 08 Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mendesak agar Pejaten Shelter segera ditutup.

Desakan ini mencuat setelah terjadi kembali insiden dan masuk ke permukiman pada Rabu (25/6/2025).

“Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata Herry.

Upaya penutupan shelter sudah dalam proses dan tengah menunggu pembahasan di tingkat kota. Sebelumnya disebut dilakukan peninjauan lapangan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta.

Adapun babi hutan yang berkeliaran ke halaman warga itu merupakan milik Pejaten Shelter.

“Iya (milik Pejaten Shelter). Ada dari karyawan atau petugas dari Pejaten Shelter keluar ke rumah warga untuk menangkap babi itu,” ujarnya.

Tempat penampungan berbagai jenis hewan itu juga disebut telah memberikan informasi yang tidak sesuai kepada pemerintah terkait keberadaan hewan-hewan tersebut.

Dalam rapat kelurahan pada 5 Juni 2025 dan peninjauan lapangan oleh Dinas KPKP pada 20 Juni, pihak Pejaten Shelter mengklaim seluruh babi yang sempat ditampung telah dipindahkan ke Bandung.

“Pada saat rapat di kelurahan, itu terbukti kalau mereka menampung babi. Tapi mereka bilang babinya sudah dipindahkan ke Bandung,” ujar Herry.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Pada pertengahan Juni, seekor babi hutan sempat lepas ke jalan raya.

Baca juga:

Keberadaan Pejaten Animal Shelter

EDA WEB menelusuri lokasi Pejaten Animal Shelter. Tempat penampungan hewan liar ini terletak di sisi kiri Jalan Pejaten Barat, dari arah Kemang menuju The Park Pejaten, tepat di seberang Tobana Pejaten House.

Gerbang masuk Pejaten Animal Shelter tidak langsung terlihat dari sisi kiri Jalan Pejaten Barat karena posisinya sedikit masuk ke dalam, seperti berada di ceruk.

Pengunjung harus berjalan sekitar sepuluh meter dari tepi jalan untuk mencapai pagar berkelir hijau dengan ketinggian kurang lebih dua meter.

Saat berada di tepi Jalan Pejaten Barat Raya, aroma khas hewan peliharaan langsung tercium, terbawa embusan angin. Suasana semakin terasa ketika gonggongan anjing nyaring terdengar dari kejauhan.

Dari celah pagar, terlihat sejumlah anjing dan kucing berada di pekarangan Pejaten Animal Shelter.

Seorang karyawan berkaos hitam lengan pendek menghampiri EDA WEB. Namun, dia tidak bersedia memberikan pernyataan berkait lepasnya babi hutan.

“Pengurus (Pejaten Animal Shelter) sudah pergi, kalau tadi pagi ada,” ujar pria tersebut.

Kemudian, karyawan menyarankan EDA WEB untuk menghubungi salah satu dari tiga nomor yang tertera pada gerbang berkelir hijau tersebut.

Lepasnya babi hutan pada Rabu kemarin diduga bukan melewati gerbang utama, melainkan sebuah kali atau celah tembok yang ditutupi oleh seng dan lokasinya berada tepat di belakang Pejaten Animal Shelter.

EDA WEB pun menghampiri perbatasan itu. Rupanya letak perbatasan ini berdampingan dengan permukiman warga.

Kali itu menghubungkan antara Pejaten Animal Shelter dan area pekarangan rumah warga. Namun, terdapat kawat besi penutup di area dalam Pejaten Animal Shelter.

Celah tembok letaknya hanya selisih kurang lebih lima meter dari kali. Celah itu ditutup oleh seng dari area dalam Pejaten Animal Shelter.

Sementara, dari area permukiman warga ditutup oleh pohon pisang yang tumbuh dan sebuah kandang burung. Tinggi tembok berkisar dua meter jika berdiri dari area permukiman warga.

Saat berada di area ini, gonggongan anjing kembali terdengar. Namun, tidak senyaring saat berada di luar gergang utama.

Namun, salah satu warga menyebut bahwa gonggongan anjing ini sangat nyaring jika waktu sudah tengah malam.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas