Komentar Pertama Khamenei Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran

  
Komentar Pertama Khamenei Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran

EDA WEB – Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali mengancam akan membalas jika ada serangan lanjutan dari Amerika Serikat () di masa depan.

Ini merupakan pernyataan publik pertama Khamenei sejak dengan diumumkan.

Dikutip dari The Guardian, Kamis (26/6/2025), pemimpin berusia 86 tahun itu belum pernah muncul di depan umum sejak ia bersembunyi di lokasi rahasia usai perang pada 13 Juni 2025.

Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa Iran telah “menampar wajah Amerika”, merujuk pada serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Qatar pada Senin (23/6/2025).

Khamenei juga menyatakan, serangan AS ke fasilitas nuklir Iran “tidak menghasilkan apa-apa” dan menyebut Donald Trump telah “melebih-lebihkan” dampak dari serangan tersebut.

“Presiden Amerika melebih-lebihkan kejadian dengan cara yang tidak biasa, dan ternyata ia memang membutuhkan dramatisasi itu,” kata Khamenei.

Dalam pernyataan yang direkam sebelumnya, Khamenei menyebut Iran telah meraih “kemenangan” atas Israel dan menegaskan negaranya tidak akan pernah menyerah kepada AS.

Baca juga:

Iran klaim miliki akses ke pusat penting milik AS

Sama seperti dalam pernyataan sebelumnya, Khamenei kembali berbicara dari lokasi dalam ruangan yang dirahasiakan.

Ia tampil di depan tirai cokelat, diapit oleh bendera nasional Iran dan potret pendahulunya, Ruhollah Khomeini. Pernyataan tersebut merupakan yang pertama sejak 19 Juni 2025.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa ia tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar karena dikhawatirkan dapat membocorkan lokasi persembunyiannya.

Dalam pesannya kepada rakyat Iran, Khamenei mengatakan bahwa tuntutan Trump agar Iran menyerah tanpa syarat di awal konflik merupakan bukti nyata dari agenda tersembunyi AS terhadap negaranya.

“Fakta bahwa Republik Islam (Iran) memiliki akses ke pusat-pusat penting milik Amerika di kawasan ini dan bisa menyerang kapan saja jika dianggap perlu, bukanlah hal sepele. Ini adalah peristiwa besar, dan bisa terulang di masa depan jika terjadi serangan,” ujarnya.

“Amerika ikut campur langsung dalam perang karena merasa bahwa jika tidak, Israel akan hancur total. Dalam hal ini juga, Republik Islam keluar sebagai pemenang,” tambahnya.

Khamenei menggambarkan hasil perang ini sebagai kemenangan bagi Iran. Tentu saja pandangan ini memang ditujukan untuk membangkitkan semangat rakyatnya.

Namun, pernyataan itu juga menunjukkan, para pemimpin Iran masih belum siap untuk melupakan kenyataan bahwa banyak tokoh militer penting mereka telah tewas akibat serangan Israel.

Dilansir dari Time, Kamis, selama konflik yang berlangsung hampir dua minggu, sebanyak 974 warga Iran tewas dalam serangan rudal Israel.

Korban ini termasuk 387 warga sipil dan 268 personel militer, menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia.

Sementara itu di Israel, Kantor Perdana Menteri mengonfirmasi adanya 28 orang tewas akibat serangan rudal Iran.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas