
EDA WEB – Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengenakan warisan Nusantara (wastra) berupa Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikutip dari akun Instagram-nya, Minggu (22/6/2025), digunakan di acara bertajuk “Mengenal Wastra, Busana, Budaya, dan Kuliner Nusa Tenggara Timur” pada 10 Mei 2025.
“Setiap daerah itu punya ciri khasnya sendiri, demikian juga dengan NTT. Jadi, saya tadi baru tahu juga bahwa yang nenun semuanya, setiap tenunan, ada maknanya,” ujar Titiek dalam unggahannya.
Baca juga:
Selain Titiek, tokoh lainnya yang juga mengenakan kain tenun NTT adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Pariwisata Indonesia Widiyanti Putri Wardhana, Yenny Wahid, dan Annisa Pohan Yudhoyono.
Mengenal kain tenun NTT
NTT merupakan salah satu wastra yang sarat akan makna budaya. Disadur dari , kain tenun dikembangkan oleh setiap suku di NTT secara turun temurun.
Bahkan, kain tenun dipandang sebagai benda berharga miik keluarga yang bernilai tinggi. Sebab, pembuatannya dilakukan dengan tingkat kesulitan tinggi.
Pembuatan dengan tangan dalam waktu yang cukup lama membuat kain tenun NTT memiliki nilai jual yang tinggi, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Baca juga:
dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung proses produksinya, yaitu tenun buna, tenun ikat, dan tenun lotis atau sotis atau songket.
- Tenun ikat
Dikutip dari , proses pembentukan motif dalam tenun ikat adalah dengan cara pengikatan benang.
Benang lungsi, yakni benang yang memanjang ke arah kain, pada Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) akan diikat dan menghasilkan motif tertentu.
Baca juga:
- Tenun buna
Untuk tenun buna, proses pembuatan motifnya adalah dengan mengenakan benang yang sudah lebih dulu diwarnai untuk menghasilkan motif dengan beragam warna.
- Tenun lotis
Kemudian, tenun lotis memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tenun buna. Kain tenun ini identik dengan warna dasar gelap, seperti hitam, coklat, biru tua, dan merah hati.
Untuk warna kain tenun NTT, para perajin biasanya menggunakan pewarna alami dari kunyit, mengkudu, dan tanaman lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa perajin teah beralih menggunakan pewarna kimia karena dapat mempercepat proses pengerjaan, tidak mudah luntur, dan pilihan warnanya beragam.
Baca juga:
Motif kain tenun biasanya mencirikan asal pemakainya. Sebab, ada gambar ciri khas suatu suku atau pulau tertentu pada kain tenun tersebut.
Misalnya adalah kain tenun asal Sumba Timur yang memiliki motif tengkorak, sedangkan kain tenun asal Maumere memiliki motif yang lebih menggambarkan hujan, pohon, dan ranting.
Diperkirakan, motif-motif tersebut terinspirasi dari alam di sekitar tempat tinggal mereka.
Terkait fungsi, seperti disadur , awalnya kain tenun tidak digunakan untuk keperluan fesyen atau bergaya.
Akan tetapi, kain tenun NTT digunakan sebagai tanda penghormatan terhadap acara-acara sakral, misalnya pesta pernikahan dan upacara pemakaman.
Baca juga:
Seiring berjalannya waktu, kain tenun digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian, selendang, sarung, dan selimut.
Keindahan kain tenun NTT tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Pasalnya, kain tenun NTT pernah hadir di Couture New York Fashion Week dan Paris Fashion Week pada tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas