Pedagang di Magelang Rasakan Dampak Lesunya Ekonomi, Pembeli Masih Sepi Jelang Idul Adha

  
Pedagang di Magelang Rasakan Dampak Lesunya Ekonomi

MAGELANG, EDA WEB – Menjelang 2025, tanda-tanda melemahnya daya beli masyarakat dirasakan para pelaku usaha kecil, mulai dari pedagang sapi hingga perajin besek.

Mereka menyebut penurunan permintaan terasa nyata dibandingkan tahun lalu.

Arif Sumarno, pedagang sapi asal Desa Rejosari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, menyebut tahun ini tak ada satu pun pembeli dari Jakarta.

Padahal pada Idul Adha 2024, ia masih bisa mengirim 30 hingga 50 ekor sapi ke ibu kota.

“Saya (biasa) ngirim ke pedagang yang biasanya jual di pinggir jalanan Jakarta. Tahun ini mereka enggak beli karena bilang ekonomi lagi lesu,” ucap Arif saat dihubungi EDA WEB, Kamis (5/6/2025).

Baca juga:

Sapi-sapi yang biasa dijual Arif berbobot lebih dari 500 kilogram, dengan harga mulai dari Rp 55 juta per ekor.

Meski kehilangan pasar utama di Jakarta, ia masih mendapatkan pembeli baru dari Bandung, Jawa Barat. Tahun ini, ia berhasil menjual 10 ekor ke kota tersebut.

Secara total, Arif mengaku telah menjual sekitar 70 ekor sapi tahun ini—angka yang serupa dengan pencapaiannya pada 2024. Hanya saja, perbedaannya terletak pada lokasi pembeli.

“Tahun lalu 30 ekor untuk wilayah lokal dan 40 ekor kirim Jakarta. Tahun ini kirim di lokalan aja,” ujarnya.

Permintaan Besek Turun

Penurunan permintaan juga dirasakan Mudrikah, perajin besek asal Desa Kebonsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Tahun lalu, ia sempat mencatat lonjakan pesanan saat Idul Adha, terutama untuk besek ukuran 18×18 cm seharga Rp 2.500 per buah.

“Sekarang enggak ada pesanan besek untuk Idul Adha. Bikin untuk pembeli di hari-hari biasa saja,” tutur Mudrikah saat ditemui EDA WEB, Kamis (5/6/2025).

Baca juga:

Untuk kebutuhan harian, Mudrikah biasanya membuat besek ukuran 14×15 cm dan 12×12 cm, masing-masing dibanderol Rp 2.000 dan Rp 1.500. Dalam sepekan, ia bisa memproduksi sekitar 50 buah.

Ia menilai penggunaan besek sebagai wadah daging kurban belum menjadi kebiasaan masyarakat. Selain itu, dari sisi harga, kantong plastik jauh lebih murah.

“Uang Rp 2.000 bisa dapat satu pack kresek,” katanya memberi perbandingan.

Besek buatan Mudrikah biasanya digunakan oleh usaha katering dan pedagang makanan tradisional seperti tiwul, gatot, dan olahan singkong lainnya.

Ia mengungkapkan permintaan biasanya meningkat menjelang akhir tahun, mulai Agustus hingga Desember, ketika lembaga-lembaga pemerintah memesan untuk kemasan cenderamata atau makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas