
EDA WEB – Dunia kembali berada di ambang ketegangan besar, yang ditakutkan banyak pihak akan mengarah ke kemungkinan pecah .
Konflik bersenjata antara dan , ditambah dengan keterlibatan langsung melalui serangan udara terhadap fasilitas strategis Iran, telah memicu kekhawatiran serius di komunitas internasional.
Ketegangan ini bukan hanya konflik regional semata, tetapi berpotensi menjadi pemicu eskalasi global, terutama jika negara-negara besar yang memiliki kepentingan geopolitik dan kekuatan militer mulai memilih pihak.
Sejumlah negara telah menunjukkan sikap yang berseberangan, sebagian mendukung langkah militer AS dan Israel, sementara lainnya mengecam keras agresi tersebut.
Baca juga:
Ketidakseimbangan ini memperbesar risiko konflik meluas menjadi perang antarblok kekuatan dunia, mengingat adanya keterlibatan negara-negara yang selama ini memiliki hubungan militer atau ideologis erat dengan Iran, seperti Rusia, Korea Utara, dan China.
Ancaman Perang Dunia 3 tak lagi terdengar sebagai fiksi, melainkan sebagai kemungkinan nyata yang harus diantisipasi bersama.
Di sisi lain, di tengah isu tersebut, Indonesia disebut sebagai negara yang terbilang aman jika Perang Dunia 3 pecah.
Alasan sejarah sebagaimana Presiden Soekarno menegaskan bahwa Indonesia adalah negara non-blok dan menerapkan kebijakan luar negeri “bebas dan aktif”, menjadi alasan kemungkinan Indonesia jadi salah satu wilayah aman jika perang dunia pecah.
Namun, benarkah demikian?
Baca juga:
?
Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyatakan bahwa melihat dinamika global saat ini, Perang Dunia 3 bisa saja terjadi.
Ia menyoroti bahwa reaksi dunia terhadap serangan udara Amerika Serikat ke Iran masih dinanti.
Sejauh ini, beberapa negara mulai menyatakan sikap meskipun belum semuanya memberikan respons tegas.
Ia mencatat bahwa Inggris tampak mendukung langkah AS, sementara negara seperti Kuba dan Venezuela justru secara terbuka menolaknya.
“Sementara itu, Jepang sejauh ini memilih untuk tetap netral dan menyarankan agar situasi ini dikaji lebih dalam,” ujarnya kepada EDA WEB, Senin (23/6/2025).
Baca juga:
Terkait potensi pecahnya Perang Dunia 3, Hikmahanto menilai hal itu bukan tidak mungkin terjadi.
Menurutnya, jika negara-negara yang tidak sepakat dengan tindakan AS mulai terang-terangan mendukung Iran, potensi eskalasi konflik global akan meningkat.
Ia mencontohkan, Korea Utara sebagai negara yang hampir pasti akan menentang AS dan memilih berada di pihak lawan jika terjadi perang besar.
“Korea Utara hampir dapat dipastikan akan menentang AS dan berada di pihak yang berseberangan jika konflik berskala besar pecah,” katanya.
Baca juga:
Apakah Indonesia aman jika Perang Dunia 3 pecah?
Dalam konteks Indonesia, Hikmahanto menegaskan bahwa meskipun Indonesia menjalankan politik luar negeri bebas aktif dan termasuk dalam kelompok nonblok, hal itu tidak menjamin bahwa Indonesia akan terbebas dari dampak konflik global.
“Status nonblok dan kebijakan luar negeri bebas aktif bukan berarti Indonesia otomatis terbebas dari dampak konflik global,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa sikap Indonesia harus tetap berpihak pada perdamaian.
Ia berharap Indonesia dapat bergabung dengan negara-negara lain yang mengusung penyelesaian damai untuk mencegah pecahnya konflik berskala dunia.
“Yang terpenting, Indonesia harus tetap konsisten dalam memperjuangkan perdamaian. Harapannya, Indonesia bisa bergabung dengan negara-negara yang mengedepankan penyelesaian damai dan mencegah pecahnya perang skala dunia,” tandasnya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas