Sambut 1 Suro, Keris-keris Pusaka Dijamas di Purworejo dalam Prosesi Sakral

  
Sambut 1 Suro

, EDA WEB – Tradisi Jamasan, yang merupakan bagian dari Kabupaten , Jawa Tengah, terus dilestarikan secara turun-temurun.

Tradisi ini terpengaruh oleh dua akar budaya yang kuat, yaitu Surakarta dan Yogyakarta, serta budaya lokal yang masih terjaga dengan baik.

Dyah Woro Setyaningsih, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, menjelaskan bahwa salah satu tradisi yang masih hidup hingga kini adalah , atau pusaka.

“Tahun 2025 ini, ada sejumlah tiga Tosan Aji yang akan dijamas dalam kegiatan Jamasan Tosan Aji,” ungkap Dyah.

Baca juga:

Dua dari tiga Tosan Aji tersebut merupakan koleksi yang mewakili era Mataram Kuno, yaitu keris Naga Pasung yang mencerminkan budaya masa kabudhan dan keris Brojol yang mewakili era Mataram Islam.

“Satu buah Tosan Aji merupakan keris milik Wakil Bupati Purworejo, Bapak Dion Agasi Setiabudi. Keris ini berdapur Sengkelat dan dibuat pada masa Sultan Agung,” tambah Dyah.

Dyah menjelaskan bahwa Jamasan berasal dari bahasa Jawa Kromo Inggil yang berarti cuci, membersihkan, atau mandi.

Baca juga:

Dalam literatur lain, Jamasan juga dikenal sebagai Siraman.

“Sedangkan ‘Pusaka’ adalah sebutan bagi benda-benda yang dianggap keramat atau memiliki kekuatan,” jelasnya.

Prosesi Jamasan Tosan Aji yang rutin dilaksanakan setiap tahun diharapkan dapat mengidentifikasi kerusakan yang muncul pada pusaka sehingga dapat segera ditangani.

“Prosesi Jamasan memiliki makna teknis dan spiritual. Secara teknis, bertujuan untuk merawat benda-benda warisan sejarah dan budaya, sedangkan secara spiritual merupakan sikap manusia Jawa untuk melakukan introspeksi dan pembersihan diri, baik secara fisik maupun spiritual,” kata Dyah.

Baca juga:

Museum Tosan Aji Purworejo didirikan sebagai museum khusus untuk menyimpan dan memamerkan koleksi Tosan Aji.

Saat ini, museum tersebut tidak hanya mengoleksi Tosan Aji, tetapi juga menyimpan benda cagar budaya dari berbagai daerah di Purworejo.

Total koleksi Tosan Aji di museum ini mencapai 1.286 dan 276 koleksi cagar budaya.

Baca juga:

Sejak awal berdirinya, prosesi Jamasan Tosan Aji telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Museum Tosan Aji.

“Setiap tahun, Museum Tosan Aji selalu mengadakan prosesi Jamasan Tosan Aji. Kegiatan ini tidak hanya untuk membersihkan Tosan Aji, tetapi juga berkontribusi dalam merawat warisan budaya,” tambah Dyah.

Ia juga menekankan bahwa keris telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 25 November 2005.

Rangkaian Jamasan dimulai dengan penyerahan pusaka oleh Bupati Purworejo, yang didampingi oleh Wakil Bupati, kepada Ki Juru Jamas, Teguh Wahyu Kuntoro.

Keris pusaka kemudian dibawa ke Pendopo Kabupaten Purworejo untuk dilakukan Jamasan.

Baca juga:

Di akhir acara, dipentaskan Wayang dengan dua lakon yang berbeda.

Pertama, Wayang Gagrak Bagelen dengan lakon “Pandu Swargo” oleh dalang Ki Dewoto, dilanjutkan dengan lakon “Romo Nitis” oleh dalang Ki Parikesit.

“Wayang Gagrak Bagelen ini dipentaskan sebagai upaya pelestarian Gagrak Bagelen yang sudah terancam kelestariannya. Kami berharap dapat mendokumentasikan dan mengusulkan menjadi Tak Benda (WBTb) dari Purworejo,” tutup Dyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas