Sejarah PRJ, Pesta Meriah di Hari Ulang Tahun Jakarta

  
Harga Tiket PRJ 2025

EDA WEB – 2025 atau yang biasa dikenal dengan () kembali digelar pada tahun ini dan dijadwalkan berlangsung mulai 19 Juni hingga 13 Juli 2025.

Event tahunan ini akan berlangsung di kawasan , Jakarta Utara dan menjadi pilihan favorit masyarakat untuk menikmati hiburan dan berbelanja.

Di balik kemeriahan PRJ 2025, ada sejarah panjang dari perayaan Hari Ulang Tahun Jakarta dari masa ke masa.

Baca juga:

Festival ini tidak hanya menampilkan pameran dagang dan hiburan, tetapi juga merefleksikan perkembangan Ibu Kota dari masa ke masa.

Selama 57 tahun penyelenggaraannya sejak 1968, PRJ telah menjadi salah satu ajang pameran dan hiburan terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Dilansir dari berikut adalah sejarah Pekan Raya Jakarta atau kini disebut Jakarta Fair Kemayoran.

Baca juga:

Sejarah PRJ, Berawal dari Tradisi Pasar Malam di Gambir

Sejarah PRJ atau Jakarta Fair berakar dari tradisi pasar malam di wilayah Gambir pada masa kolonial.

Pasar malam pertama digelar pada 31 Agustus 1898 untuk merayakan ulang tahun dan penobatan Ratu Wilhelmina dari Belanda.

Acara tersebut diselenggarakan setiap tahun selama satu pekan pada bulan Agustus atau September.

Baca juga:

Pasar malam Gambir menyuguhkan hiburan seni, kuliner khas, dan berbagai produk lokal yang ditawarkan kepada masyarakat Batavia.

Suasana meriah pasar malam ini menjadi hiburan utama bagi warga lokal. Hingga tahun 1936, jumlah pengunjung mencapai 310.000 orang.

Namun, kegiatan tersebut terhenti pada tahun 1942 saat masa pendudukan Jepang.

Baca juga:

Gagasan Ali Sadikin dan Lahirnya Djakarta Fair

Setelah masa kemerdekaan, berbagai pasar malam kembali bermunculan di Jakarta.

Pada awal 1960-an, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menginginkan penyatuan seluruh pasar malam ke dalam satu festival besar yang terbuka dan terpusat.

Festival ini ditujukan untuk mendukung pertumbuhan industri nasional serta memperkenalkan produk-produk lokal kepada masyarakat yang lebih luas, dengan balutan unsur hiburan dan budaya lokal Jakarta.

Baca juga:

Ali Sadikin kemudian menunjuk Haji Syamsudin Mangan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), untuk merealisasikan gagasan ini.

Panitia sementara dibentuk pada tahun 1967 guna mempersiapkan pelaksanaannya.

Melalui Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1968, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan Djakarta Fair sebagai agenda tahunan resmi dalam perayaan ulang tahun Jakarta.

Baca juga:

Djakarta Fair pertama kali digelar pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968 di kawasan Monas dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto melalui simbol pelepasan burung merpati.

Acara ini sukses mendatangkan lebih dari 1,4 juta pengunjung, angka yang sangat besar pada masa itu.

Pada penyelenggaraan tahun kedua, Djakarta Fair berlangsung selama 71 hari, jauh lebih lama dibandingkan sebelumnya.

Baca juga:

Popularitas acara ini bahkan sampai menarik perhatian Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, yang menyempatkan berkunjung pada tahun 1967.

Kunjungan tersebut menandai gaung internasional yang mulai terdengar dari Djakarta Fair.

Perjalanan Djakarta Fair Menuju Jakarta Fair Kemayoran

Perjalanan Djakarta Fair memasuki fase baru saat pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta.

Baca juga:

Nama Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kemudian mulai digunakan secara resmi dan terus dikenal masyarakat hingga sekarang.

Mulai dari tahun 1968 hingga 1991, Jakarta Fair berlangsung di kawasan Monas.

Namun, tingginya antusiasme masyarakat membuat kapasitas lokasi tersebut tidak lagi memadai.

Baca juga:

Pada tahun 1992, lokasi penyelenggaraan dipindahkan ke Jakarta International Expo (JIExpo) di kawasan Kemayoran.

Area seluas 44 hektare ini mampu menampung ribuan peserta dan jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Perpindahan lokasi juga membawa perubahan nama menjadi Jakarta Fair Kemayoran (JFK).

Baca juga:

Seiring waktu, JFK tumbuh menjadi ajang berskala internasional. Selain perusahaan besar, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dan memperluas pasar.

Pengunjung dapat menemukan berbagai produk mulai dari otomotif, elektronik, fashion, kecantikan, kuliner, hingga alat rumah tangga di satu lokasi yang sama.

Jakarta Fair 2025: Mendukung Inovasi dan Karya Bangsa

Dilansir dari tahun ini, Jakarta Fair kembali digelar pada 19 Juni hingga 13 Juli 2025.

Baca juga:

Jakarta Fair dibuka setiap hari, dengan jam operasional pada hari kerja (Senin hingga Jumat), pameran berlangsung mulai pukul 15.00 hingga 22.30 WIB.

Sementara pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) serta hari libur nasional, acara dimulai lebih awal, yaitu pukul 10.00 hingga 23.00 WIB.

Adapun harga tiket Jakarta Fair 2025, sebagaimana dikutip dari akun Instagram resmi @jakartafairid berbeda sesuai hari, yaitu:

Baca juga:

  • Hari Senin: Tiket dibanderol Rp40.000 per orang
  • Hari Selasa hingga Jumat: Tarif masuk sebesar Rp50.000 per orang
  • Hari Sabtu, Minggu, dan tanggal merah: Harga tiket Rp60.000 per orang

Tema yang diusung adalah “Jakarta Fair Kemayoran Mendukung Indonesia Maju Melalui Inovasi dan Karya Bangsa Berkelanjutan”.

Subtema yang diangkat mendorong keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan industri kreatif agar mampu bersaing di pasar global.

Pengunjung Jakarta Fair 2025 dapat menikmati diskon besar-besaran dari berbagai tenant, parade budaya, konser musik dari artis papan atas, pameran, hingga pesta kembang api.

Kini, Jakarta Fair tidak hanya menjadi ajang promosi produk-produk lokal unggulan, tetapi juga berkembang menjadi destinasi hiburan keluarga yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas