Selat Hormuz Terancam Ditutup, AS Desak China, Pertamina Ubah Jalur

  
Apakah Selat Hormuz Resmi Ditutup? Ini yang Dikatakan Iran

EDA WEB – Amerika Serikat () menyerukan kepada untuk menggunakan pengaruhnya agar mencegah menutup , jalur vital distribusi minyak dunia.

Seruan ini disampaikan setelah serangan udara AS terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025) lalu.

Dilansir EDA WEB (23/06/2025), Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa China memiliki kedekatan strategis dengan Iran karena merupakan pembeli utama minyak dari negara tersebut.

“Saya mendorong pemerintah China untuk segera menghubungi mereka, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk kebutuhan minyak,” ujar Rubio dalam wawancara di Fox News, Minggu (22/6/2025).

Iran merespons serangan dengan peringatan keras. Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa Teheran akan mempertahankan semua opsi demi menjaga kedaulatan negaranya.

Salah satu opsi tersebut adalah penutupan Selat Hormuz, yang telah disetujui oleh parlemen Iran. Meski demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.

Baca juga:

Selat Hormuz: Jalur Vital Energi Dunia

Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dan Laut Arab, serta menjadi rute penting bagi sekitar 20 juta barel minyak per hari, atau 20 persen dari konsumsi minyak global.

Penutupan selat ini diprediksi dapat memicu lonjakan harga minyak dunia.

Lembaga keuangan seperti Goldman Sachs dan konsultan energi Rapidan Energy memperkirakan harga minyak bisa melonjak hingga 100 dolar AS per barel jika penutupan berlangsung dalam waktu lama.

Namun, sejumlah analis, termasuk dari JPMorgan, menilai kemungkinan Iran benar-benar menutup Selat Hormuz tetap rendah karena bisa dianggap sebagai deklarasi perang oleh AS.

Baca juga:

Rubio: Penutupan Selat Akan Rugikan Iran Sendiri

Marco Rubio menilai langkah penutupan selat justru bisa menjadi bumerang ekonomi bagi Iran sendiri.

“Itu akan menjadi bunuh diri ekonomi. Sebab, ekspor minyak Iran juga melewati selat tersebut,” tegas Rubio.

Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, dengan produksi sekitar 3,3 juta barel per hari, dan sebanyak 1,84 juta barel diekspor bulan lalu—mayoritas ke China.

“Jika selat ditutup, itu artinya Iran menghentikan aliran minyaknya sendiri ke China. Itu akan memangkas salah satu sumber pendapatan utama mereka,” ungkap Matt Smith, analis utama minyak di Kpler.

Baca juga:

AS Siap Hadapi Ancaman Penutupan Jalur Energi

AS menyatakan telah mempersiapkan berbagai opsi untuk menghadapi ancaman penutupan Selat Hormuz.

Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bermarkas di Bahrain bertugas mengamankan jalur perdagangan maritim di kawasan tersebut.

Meski banyak pelaku pasar yakin bahwa Angkatan Laut AS dapat menanggulangi ancaman dengan cepat, sebagian analis menilai gangguan terhadap pelayaran bisa lebih lama dari yang diperkirakan.

“Mereka (Iran) bisa mengganggu pelayaran di Selat Hormuz jauh lebih lama daripada yang diperkirakan pasar,” kata Bob McNally, pendiri Rapidan Energy.

“AS pada akhirnya mungkin akan menang, tapi itu bukan perkara mudah,” imbuhnya.

Baca juga:

Alihkan Pengiriman Minyak Mentah

Dilansir EDA WEB (23/06/2025), PT Pertamina (Persero) mengambil langkah strategis dengan mengalihkan rute pengiriman minyak mentah dari Timur Tengah ke Indonesia, menyusul rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran.

Langkah ini dilakukan untuk mengamankan distribusi energi nasional di tengah memanasnya konflik Iran dan Israel.

Vice President Corporate Communications Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa pengalihan rute dilakukan melalui jalur alternatif yang lebih aman.

“Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut (penutupan Selat Hormuz) dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok,” ujarnya, Senin (23/6/2025).

Langkah ini diambil untuk memastikan rantai pasok minyak mentah ke Indonesia tetap berjalan lancar dan tidak terganggu oleh gejolak geopolitik yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah, khususnya sekitar Selat Hormuz.

Sebagian artikel ini telah tayang di EDA WEB dengan judul dan .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas