EDA WEB – atau hipertensi bisa menimbulkan beberapa tanda pada tubuh, termasuk di kepala, mata, dada, dan punggung.
Tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis saat tekanan darah di arteri mengalami peningkatan yang melebihi batas normal secara terus-menerus.
Kondisi tersebut diukur berdasarkan dua komponen, yaitu tekanan sistolik ketika jantung berkontraksi dan diastolik saat jantung beristirahat.
Baca juga:
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darahnya mencapai atau melebihi 140/90 mmHg secara konsisten.
Penyebab meliputi stres, konsumsi garam berlebihan, kebiasaan merokok, obesitas atau kelebihan berat badan, dan mengonsumsi alkohol.
Jika tidak dikendalikan, kondisi itu dapat memicu komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan kerusakan pada mata yang dapat mengganggu penglihatan.
Lalu, apa saja tanda tekanan darah tinggi yang bisa dirasakan di kepala, mata, dada, dan punggung?
Baca juga:
Tanda-tanda tekanan darah tinggi perlu diwaspadai karena kondisi ini termasuk the silent killer atau sering tidak menimbulkan gejala yang jelas, namun diam-diam merusak organ tubuh.
Tekanan darah tinggi juga dapat menyerang siapa saja dan orang yang mengalaminya kemungkinan tidak mengalami gejala atau keluhan tertentu.
Meski begitu, ada beberapa “sinyal” yang menandakan tekanan darah dalam tubuh melebihi batas normal.
Dilansir dari laman resmi National Heart, Lung, and Blood Institute, Rabu (25/4/2024) dan Kementerian Kesehatan, berikut :
- Masalah berbicara
- Sakit kepala parah dan terjadi secara tiba-tiba
- Perubahan penglihatan secara mendadak
- Sulit bernapas
- Mengalami mati rasa atau kelemahan
- Merasakan sakit di perut, dada, atau punggung secara tiba-tiba.
- Gelisah
- Jantung berdebar-debar
- Pusing.
Baca juga:
Orang yang mengalami atau ingin terhindar dari tekanan darah tinggi perlu melakukan beberapa langkah pencegahan.
Cara mengantisipasi menjalani pola hidup sehat secara konsisten supaya tekanan darah tetap stabil.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (5/1/2024), berikut :
Baca juga:
1. Konsumsi obat-obatan secara teratur
Meski tekanan darah sudah turun, obat anti-hipertensi tetap perlu dikonsumsi seumur hidup, kecuali dokter meminta pasien untuk berhenti meminumnya.
Obat hipertensi tidak menyebabkan gangguan ginjal, melainkan hipertensi yang tidak terkendali yang dapat mengganggu fungsi ginjal.
2. Kontrol ke dokter
Orang yang mengalami tekanan darah tinggi perlu melakukan kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau tekanan darahnya dan komplikasi penyakit.
Dokter akan memeriksa apakah tekanan darah benar-benar sudah terkendali dan menambah dosis atau jenis obat-obatan.
Baca juga:
3. Berhenti merokok dan minum alkohol
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol merupakan dua faktor .
4. Perbaiki pola makan
Kurangi konsumsi makanan yang tinggi lemak, termasuk gorengan.
Sebagai gantinya, cobalah mengonsumsi serat, seperti sayur dan buah.
Baca juga:
5. Cek tekanan darah secara mandiri
Penting untuk mengecek tekanan darah secara mandiri di rumah.
Hal tersebut diperlukan karena tekanan darah terkadang berbeda antara di klinik dengan rumah.
Pemeriksaan mandiri juga membantu mengoptimalkan cara mengonsumsi obat anti-hipertensi.
Baca juga:
6. Tidur cukup dan hindari stres
Tekanan darah dapat dikontrol dengan waktu tidur yang cukup dan menghindari stres berlebihan.
7. Kurangi asupan garam
Selain garam meja, makanan yang mengandung tinggi garam, seperti fast food, makanan berpengawet, keju, mentega, dan makanan kemasan perlu dihindari untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi umum. Bukan merupakan rujukan medis atau pengganti diagnosis dokter.
Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter.
Jangan mendiagnosis atau mengobati diri sendiri tanpa konsultasi medis.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas