
EDA WEB – terbesar yang pernah dibuat disusun dari data (JWST). Peta ini mencakup hampir 800.000 galaksi yang tersebar dalam sepotong kecil langit—dan mencakup hampir seluruh usia alam semesta.
Dirilis pada Kamis, 5 Juni 2025, oleh tim kolaborasi Cosmic Evolution Survey (COSMOS), peta luar biasa ini mencakup area langit seluas 0,54 derajat persegi—atau sekitar tiga kali lipat luas tampilan bulan purnama dari Bumi. Namun, jangan tertipu oleh ukurannya yang tampak kecil: bagian ini menyimpan jendela ke masa lalu kosmik sejauh lebih dari 13 miliar tahun.
“Sejak teleskop ini diaktifkan, kami bertanya-tanya: apakah data dari JWST akan mengguncang model kosmologi yang kita miliki saat ini?” kata Caitlin Casey, profesor fisika di Universitas California, Santa Barbara, sekaligus salah satu pemimpin proyek COSMOS.
“Yang mengejutkan, dengan JWST kami melihat sekitar 10 kali lebih banyak galaksi dari yang kami perkirakan di jarak sejauh itu. Kami juga menemukan lubang hitam supermasif yang bahkan tak tampak oleh Hubble.”
Baca juga:
Mengapa Wilayah COSMOS?
Data diambil dari wilayah langit yang dijuluki —sebuah area yang relatif bersih dari bintang terang, awan gas, atau benda-benda lain yang dapat menghalangi pandangan ke alam semesta jauh. Karena itulah, wilayah ini telah lama dijadikan target berbagai pengamatan dengan berbagai jenis teleskop, mulai dari cahaya tampak hingga gelombang radio.
Dengan 255 jam pengamatan dari JWST, wilayah ini kini menjadi salah satu bagian alam semesta yang paling kaya akan informasi. Tak hanya jumlah galaksi yang masif, tapi juga karena banyak di antaranya berasal dari era sangat awal alam semesta—ketika bintang dan galaksi baru mulai terbentuk.
Baca juga:
JWST dan Cahaya dari Awal Waktu
Salah satu alasan JWST sangat unggul adalah karena kemampuannya mengamati dalam cahaya inframerah. Ketika alam semesta mengembang, cahaya dari galaksi jauh membentang dan bergeser ke panjang gelombang inframerah. Oleh karena itu, JWST dirancang khusus untuk menangkap sinyal-sinyal redup ini—cahaya dari awal waktu yang tidak bisa ditangkap oleh teleskop biasa.
Dengan teknologi ini, JWST telah memberikan pandangan baru yang mengubah pemahaman kita tentang bagaimana galaksi, bintang, dan bahkan lubang hitam pertama kali terbentuk.
Baca juga:
Untuk Ilmuwan dan Masyarakat Umum
Meski data mentah dari JWST tersedia secara publik segera setelah dikumpulkan, memprosesnya bukanlah perkara mudah. Diperlukan keahlian teknis khusus dan komputasi tingkat tinggi untuk menafsirkan data tersebut.
Karena itu, tim COSMOS menghabiskan dua tahun untuk menyusun peta ini agar bisa diakses tidak hanya oleh ilmuwan profesional, tapi juga astronom amatir, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin menjelajahi “jantung” alam semesta. Mereka bahkan menyediakan penjelajah peta interaktif yang bisa digunakan siapa saja untuk melihat galaksi-galaksi yang berjajar dari masa lalu kosmik.
Baca juga:
Jendela ke Alam Semesta yang Belum Pernah Terbuka
Peta ini bukan sekadar visualisasi data—ia adalah tonggak baru dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan hampir 800.000 galaksi dari berbagai era, dari masa bayi alam semesta hingga sekarang, manusia kini punya jendela yang tak pernah terbuka sebelumnya.
Tak hanya memperluas cakrawala ilmiah, peta ini juga menjadi undangan terbuka bagi siapa pun yang ingin memahami tempat kita di tengah hamparan kosmik yang nyaris tak terbatas.
Jika kamu ingin melihat sendiri peta ini dan menjelajahi galaksi-galaksi yang telah berumur miliaran tahun, kunjungi milik . Alam semesta sedang menanti untuk ditemukan.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas