Tumpukan Sampah di Pantai Gemah Tulungagung, Kendala Penanganan dan Harapan

  
Tumpukan Sampah di Pantai Gemah Tulungagung

, EDA WEB – Masalah tumpukan sampah di , Kabupaten , Jawa Timur, kembali mencuat.

Tumpukan sampah yang sering muncul, terutama saat , mengganggu keindahan pantai dan kenyamanan pengunjung.

Upaya penanganan yang dilakukan pihak pengelola dinilai belum memadai untuk membersihkan banyaknya sampah yang menumpuk di sepanjang Pantai Gemah, Sabtu (31/05/2025).

Sampah di Pantai Gemah sebagian besar berasal dari muara Perum Jasa Tirta (PJT) Niyama.

Setiap musim hujan, sampah dari Muara Niyama terbawa arus hingga ke Pantai Gemah, serta ke pantai-pantai lain seperti Pantai Bayem dan Pantai Midodaren.

Baca juga:

Kawasan Pantai Gemah terletak di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung.

Kepala Desa Keboireng, Supirin, menjelaskan bahwa sebelumnya menggunakan alat berat seperti ekskavator dan dozer, yang prosesnya bisa memakan waktu hingga satu bulan.

“Sampah-sampah tersebut kemudian sebagian ditanam, sebagian lagi dibuang ke tempat pembuangan sampah Segawe Tulungagung. Biaya operasional untuk membersihkan dan mengangkut sampah sangat tinggi,” ujarnya.

Supirin menambahkan bahwa biaya pengangkutan sampah dari Pantai Gemah menuju Tempat Pembuangan Sampah Akhir Segawe berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per truk. “Sampah di Pantai Gemah ini banyak sekali,” ungkapnya.

Kendala yang dihadapi saat ini dalam penanganan sampah di Pantai Gemah adalah tingginya biaya operasional pengangkutan dan menurunnya kunjungan wisatawan.

“Saat ini, situasi tempat wisata sangat sepi, dan kaitan lapak-lapak untuk kegiatan pembersihan sampah juga tidak siap karena penghasilan minim,” ujar Supirin.

Untuk mengatasi masalah sampah tersebut, pihak pengelola telah meminta bantuan alat berat dari pemerintah Kabupaten Tulungagung, terutama menjelang liburan yang biasanya menjadi momen penting bagi sektor pariwisata.

Baca juga:

Supirin menekankan bahwa jika iuran untuk pembersihan sampah ditarik dari lapak-lapak, mereka tidak siap karena penghasilan sangat minim.

Sebelumnya, upaya pembersihan sampah di Pantai Gemah sudah pernah dilakukan dengan alat berat yang dipinjam dari tambak udang di Pantai Bayem dan Midodaren.

Namun, saat ini alat berat tersebut sedang digunakan di tempat lain, sehingga penanganan sampah menjadi lebih sulit.

Supirin berharap pihak dinas terkait, terutama Bupati Tulungagung, dapat turun tangan untuk mengatasi persoalan sampah di Pantai Gemah. “Liburan biasanya kan suatu keuntungan untuk tempat wisata, dan itu juga berbagi keuntungan dengan Perhutani, Pemerintah Kabupaten, dan Pihak Desa,” ujarnya.

Saat ini, pembersihan belum dapat dilakukan secara optimal karena tingginya intensitas banjir yang sering terjadi.

Supirin menjelaskan, “Hampir setiap hari banjir, kita belum menangani. Kalau kita tangani sekarang, nanti sia-sia, karena setelah bersih, banjir lagi.” Meski demikian, upaya pembersihan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membakar sampah, serta menimbun sebagian dari sampah tersebut.

Masalah sampah di Pantai Gemah menjadi tantangan yang sulit dihindari setiap musim banjir.

Upaya pembersihan manual telah dilakukan, namun tidak efektif.

Baca juga:

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (LH) pemerintah kabupaten dan PJT Niyama, untuk membangun sarana penampungan sampah sebelum masuk ke terowongan Niyama.

Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.

Hingga saat ini, sejumlah pelaku kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pantai Gemah melakukan upaya pembersihan secara manual.

Meski dirasa tidak mampu, sampah berupa ranting dan kemasan tetap dikumpulkan dan dibakar ungkap Sekretaris Pokdarwis Pantai Gemah, Wahyu Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas