
EDA WEB – Sebuah video yang menampilkan softlens seorang wanita tersangkut di balik kelopak mata, viral di media sosial X.
Dalam video yang diunggah oleh akun @mhmm*** pada Rabu (18/6/2025), tampak seorang wanita sedang menghapus maskara pada bulu matanya dengan kapas.
Namun, ia mendapati bahwa softlens yang terpasang di matanya tiba-tiba hilang.
Wanita itu pun sempat berupaya mengedipkan mata dan menarik-narik kelopak matanya, mencari softlens yang tersangkut di dalam matanya.
Tak lama, softlens itu pun muncul dari balik kelopak mata dan bergeser hingga tepat berada di iris matanya.
“Hahahahahhahahaha masalahnya mmg boleh ke mcm tu? If tak jumpa balik mcm mana, and nanti kluar dkt mana,” tulis akun itu.
Lantas, apa dampak softlens tersangkut pada kelopak mata?
Baca juga:
Penjelasan dokter spesialis mata
Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreoretina di Rumah Sakit Mata Bandung Eye Center, Grimaldi Ihsan mengatakan, pada kasus tertentu, softlens yang terpasang memang bisa tersangkut pada kelopak mata.
Jika softlens tersangkut di kelopak mata, ia menyarankan untuk meneteskan cairan pelembap.
“Boleh diteteskan pelembap mata atau air bersih steril sebelum mencoba mengeluarkan softlens,” kata Grimaldi saat dihubungi EDA WEB, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, softlens yang tersangkut di kelopak mata dan tak bisa diambil berpotensi menyebabkan abrasi, sehingga memicu infeksi.
Abrasi pada mata ini ditandai dengan mata merah dan kaburnya pengelihatan.
“Kalau mau yang pasti ada pemeriksaan khusus mata, namanya fluorescein test, tapi minimal gejalanya mata merah bisa disertai belek atau penglihatan jadi buram,” jelas dia.
“Gejala infeksi muncul setelah softlens tersangkut di mata selama 1-3 hari,” sambungnya.
Baca juga:
Dampak pemakaian terlalu lama
Tak hanya abrasi, ada beragam infeksi mata yang diakibatkan dari pemakaian softlens terlalu lama.
Dilansir dari situs Florida Eye Specialist & Cataract Institute (9/1/2018), salah satu dampak penggunaan softlens atau lensa kontak terlalu lama adalah konjungtivitis atau mata merah.
Konjungtivitis merupakan peradangan selaput tipis yang menutupi bagian putih dan kelopak mata.
Gejala seseorang mengalami konjungtivitis adalah mata merah, bengkak, keluarnya cairan, rasa gatal, dan rasa tidak nyaman.
Risiko lain pemakaian softlens terlalu lama adalah keratitis dan neovaskularisasi kornea.
Keratitis adalah kondisi yang mirip dengan konjungtivitis, tetapi hanya memengaruhi kornea, yang merupakan arteri utama pada mata untuk penglihatan.
Gejala keratitis juga mirip dengan konjungtivitis, yakni terasa gatal dan tidak nyaman, tetapi memiliki efek yang lebih berbahaya.
Baca juga:
Keratitis bisa menyebabkan kerusakan internal pada mata, bahkan menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian.
Umumnya, keratitis terjadi pada seseorang yang tidur semalaman dengan tetap memakai softlens.
Sementara, neovaskularisasi kornea merupakan kondisi ketika seseorang memakai lensa kontak terlalu lama, sehingga membuat mata kering karena tidak mendapatkan cukup cairan mata.
Hal ini juga akan memutus pasokan oksigen ke mata.
Lantaran hanya mendapatkan sedikit oksigen, mata akan mencoba menumbuhkan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran oksigen.
Pembuluh darah tambahan ini mencegah cahaya melewati kornea, yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan penglihatan.
Meskipun beberapa gejalanya mungkin dianggap sepele, tetapi efek jangka panjangnya dapat menyebabkan kerusakan serius dan tidak dapat dipulihkan.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas