
JAKARTA, EDA WEB – PT. KAI buka suara usai adanya sejumlah keluhan penumpang terkait akses baru di , Jakarta Selatan, Jumat (16/5/2025).
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan, ini dibuat dalam rangka mengatur distribusi arus penumpang.
“KAI membuka akses baru di Stasiun Tanjung Barat sebagai strategi redistribusi arus penumpang dan peningkatan kapasitas layanan,” kata Anne mengutip dalam keterangan tertulis, Jumat.
Hal ini juga melalui pertimbangan mobilitas pengguna dan frekuensi perjalanan KRL Commuter Line lintas Bogor yang mengalami peningkatan.
Perjalanan KRL Commuter Line arah Bogor pada 2025 juga mengalami peningkatan sebanyak delapan perjalanan.
“Sepanjang 2025, jumlah perjalanan KRL Bogor Line meningkat dari 384 perjalanan pada 2024 menjadi 392 perjalanan,” ungkap Anne.
Tak hanya itu, KAI juga mencatat tren kenaikan jumlah pengguna Commuter Line di lintas Bogor.
Di sepanjang Januari-April 2025, tercatat 5.791.660 penumpang gate in dan 5.755.172 gate out.
“Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 Bogor Line mencatat 17.124.802 gate in dan 17.276.284 gate out, meningkat dari total volume penumpang sebanyak 15.530.705 pada tahun 2023,” ujar dia.
Namun, masa uji coba yang masih berlangsung sejak Kamis (8/5/2025) akan tetap memerhatikan masukan dari para pengguna.
Sebelumnya diberitakan, PT KAI tengah melakukan uji coba akses baru bagi penumpang di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Akses baru ini dikhususkan untuk penumpang yang menuju ke Peron 1 tujuan Depok, Citayam, Nambo, Kota Bogor.
Pintu masuk dan keluar stasiun kini berlokasi di bangunan yang berada di atas rel kereta. Lokasi itu sebelumnya hanya berupa area transit penumpang jika hendak ke toilet atau menggunakan fasilitas stasiun lainnya.
Atas hal ini, sejumlah penumpang mengeluhkan akses baru yang membuat mereka justru berjalan lebih jauh dan
Salah satunya karyawan swasta bernama Ana (26), ia menilai akses baru tersebut memaksa penumpang berjalan lebih jauh hanya untuk menyebrang ke halte Transjakarta.
“Berangkat kerja harus sudah jalan jauh (jarak rumah ke kantor), ini jalan jadi harus lebih pagi karena tambah jauh,” kata Ana kepada EDA WEB di lokasi, Selasa (13/5/2025).
Penumpang lain bernama Basith (25) juga menyebutkan, akses baru kini menyita waktu dan seolah menghapus sisi praktis yang selama ini menjadi citra KRL Commuter Line.
“Buat para pekerja yang berangkat jauh dari rumah ke kantor kan pilih KRL karena praktis dari segi waktu dan fisik dibandingkan bawa kendaraan pribadi. Tapi akses baru ini justru menghilangkan dua poin itu,” ujar Basith.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas