
JAKARTA, EDA WEB – Di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat, pilihan antara dan menjadi pertimbangan bagi banyak orangtua saat mengenalkan literasi kepada anak.
Pegiat literasi keluarga Roosie Setiawan mengatakan, buku fisik jauh lebih direkomendasikan untuk anak usia 0 hingga 8 tahun, karena anak pada rentang usia tersebut anak perlu rangsangan motorik.
“Untuk anak yang 0-8 tahun itu sebaiknya buku fisik, karena anak dengan usia tersebut belajarnya konkrit, harus melihat, memegang, untuk melatih motoriknya, salah satunya melalui buku,” ungkap dia dalam acara Hari Buku Nasional bersama McDonald’s Indonesia di Rumah Baca Zhaffa, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025).
Baca juga:
Ia juga menegaskan, anak berusia 0 hingga 2 tahun sebaiknya tidak terpapar layar, termasuk televisi dan gadget.
Menurutnya, sistem saraf anak pada usia tersebut belum terbentuk sempurna, sehingga belum siap menerima paparan langsung cahaya dari perangkat digital.
Sebagai alternatif aman, Pendiri Komunitas Reading Bugs itu menyarankan agar orangtua memberikan buku fisik yang disesuaikan dengan usia anak dan kemampuan baca anak.
Baca juga:
“Misalnya untuk bayi, bisa pakai buku soft book yang bisa dipegang dan dicuci. Tidak masalah anak belum paham ceritanya, tetapi ajak mereka untuk kenal lebih dekat dengan buku,” jelasnya.
Sementara itu, ketika anak tumbuh lebih besar dan sudah mampu memahami cerita, membaca buku digital bisa menjadi pilihan.
Meski demikian, Roosie mengingatkan agar orangtua tetap mengawasi penggunaan gadget anak dengan mengatur screen time.
“Ketika anak agak besar, boleh melanjutkan membaca lewat buku digital, namun usahakan tetap dalam pengawasan orangtua supaya tidak kecanduan gadget,” ujar dia.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas