Bulan Muharram Tahun Pertama Hijriah: Momen Hijrah Nabi Muhammad

  
Bulan Muharram Tahun Pertama Hijriah: Momen Hijrah Nabi Muhammad

EDA WEB – atau kalender Islam.

diserap dari bahasa Arab harama-yuharrimu-tahriiman. Artinya adalah “diharamkan” atau “dilarang”.

Makna nama ini menandakan bahwa bulan Muharram dianggap sebagai bulan yang suci. Setiap muslim dilarang berbuat buruk di bulan ini.

Bulan Muharram juga menandai peristiwa Mekkah ke Madinah. Momen ini kemudian jadi rujukan dimulainya kalender Hijriah, dengan Muharram sebagai bulan pertama.

Bagaimana ke Madinah?

Baca juga:

Latar belakang hijrah Muhammad ke Madinah

SAW dari Mekkah menuju Madinah menjadi momen bersejarah dalam perkembangan Islam.

Peristiwa itu menandai awal pembentukan komunitas Muslim yang memiliki struktur sosial dan politik tersendiri.

Sebagai perubahan besar dalam dakwah, hijrah membuka jalan bagi lahirnya masyarakat Islam yang lebih terorganisasi.

Selama lebih dari satu dekade setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat Mekkah untuk memeluk Islam. Namun, sambutan dari penduduk kota kelahirannya tidak sesuai harapan.

Penolakan yang diterima kerap disertai dengan intimidasi terhadap para pengikutnya. Muncul pula ancaman serius terhadap keselamatan Rasulullah sendiri, terutama dari kalangan Quraisy.

Meski menghadapi tekanan yang berkelanjutan, Nabi Muhammad SAW tetap menyebarkan ajaran Islam.

Baca juga:

Awal mula teror kepada Nabi Muhammad

Setiap musim haji, Nabi Muhammad mendekati rombongan-rombongan dari luar Mekkah yang datang ke Ka’bah, berharap menemukan telinga yang mau mendengarkan.

Upaya ini akhirnya membuahkan hasil saat Nabi Muhammad bertemu sekelompok warga dari kabilah Khazraj di Aqabah. Mereka menerima dengan hati terbuka dan membawa ajaran Islam pulang ke Madinah.

Pertemuan tersebut menjadi awal mula penyebaran Islam di Madinah. Setahun kemudian, 12 orang dari suku Anshar datang menemui Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan keislaman mereka.

Seiring dengan tumbuhnya komunitas Muslim di Madinah, gagasan untuk hijrah muncul dari kehendak Nabi Muhammad.

Akan tetapi, rencana untuk hijrah tidak berjalan tanpa hambatan. Saat berita tentang kemungkinan hijrah terdengar di kalangan Quraisy, para pemimpin Mekkah segera bertindak.

Mereka menggelar pertemuan di Dar al-Nadwa untuk menyusun siasat. Setelah mempertimbangkan berbagai langkah, diputuskan untuk menghabisi Nabi Muhammad SAW secara kolektif, dengan mengerahkan perwakilan dari masing-masing suku.

Baca juga:

Percobaan pembunuhan dan hijrah Nabi Muhammad

Aksi untuk membunuh Nabi Muhammad dilancarkan pada waktu malam keberangkatan Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.

Untuk mencegah Nabi Muhammad SAW lolos, rumah Nabi dijaga ketat malam itu oleh utusan para pemuda dari berbagai kabilah. Namun, dengan strategi yang cermat dan perlindungan dari Allah SWT, Rasulullah berhasil keluar dari rumah tanpa terdeteksi.

Ali bin Abi Thalib turut berperan penting malam itu dengan berbaring di tempat tidur Nabi, mengenakan selimut beliau untuk mengelabui para pengepung.

Dengan tenang, Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya, Abu Bakar As-Shiddiq, meninggalkan Mekkah dan menuju Gua Tsur sebagai tempat persembunyian sementara.

Mereka menetap di sana selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju Madinah. Peristiwa ini terjadi pada 2 Rabiul Awwal atau 20 Juli 622 M.

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah menjadi patokan dimulainya awal tahun dalam kalender Hijriah.

Meskipun peristiwa itu terjadi pada masa Rasulullah, penerapan kalender hijriah baru diresmikan secara luas di masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Sebagai khalifah kedua, ia melihat pentingnya sistem penanggalan Islam yang seragam dan mengusulkan agar tahun hijrah dijadikan patokan awal penanggalan umat Muslim.

Kendati peristiwa hijrah Nabi Muhammad terjadi pada bulan Rabiul Awal, Umar memutuskan bulan Muharram.

Hal ini karena rencana hijrah Nabi Muhammad sudah mulai dirumuskan sejak 64 hari sebelumnya, yang bertepatan dengan bulan Muharram.

Referensi:

  • Shohibah, Ida Fitri. (2012). Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriah. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Muh Rasywan Syarif, (2017), “Konsolidasi Metodologis Kalender Islam Internasional(Meneladani Intelektual Umar Bin Khattab dan Julius Caesar)”, Jurnal Bimas Islam, Vol.10 No. III, 517-538.
  • La Ode Ismail Ahmad, (2019) “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”, Jurnal Diskursus Islam, Vol. 7 No. 1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas