Dua Spesies Baru Lobster Air Tawar Ditemukan, Tapi Apakah Terlambat?

  

EDA WEB – yang disebut selama ini dikenal dengan reputasi yang kurang baik. Ia invasif, agresif, dan telah menyebar jauh dari habitat aslinya. Keberadaannya kini menjangkau Eropa, Asia, hingga beberapa bagian Amerika Serikat, dan sering dituding sebagai penyebab utama menurunnya populasi spesies asli.

Namun, di tengah upaya mengendalikan penyebarannya, para ilmuwan justru melewatkan sesuatu yang luar biasa – tepat di habitat aslinya sendiri.

Penemuan Mengejutkan di Rumahnya Sendiri

Sebuah tim peneliti dari University of Illinois Urbana-Champaign memutuskan untuk meninjau ulang Signal Crayfish di wilayah asalnya. Hasilnya? Mengejutkan, mereka menemukan dua yang selama ini salah diidentifikasi sebagai bagian dari Signal Crayfish.

Dua spesies tersebut kini telah resmi dinamai sebagai Okanagan Crayfish dan Misfortunate Crayfish. Penemuan ini menjadi tambahan penting dalam daftar panjang keanekaragaman hayati dunia, terutama dalam kelompok .

“Saya rasa kita sering meremehkan betapa kayanya dunia biologi di sekitar kita,” ujar Eric Larson, salah satu penulis studi dan profesor di Departemen Sumber Daya Alam dan Ilmu Lingkungan. “Banyak yang tidak menyangka bahwa ada lebih dari 600 spesies lobster air tawar yang telah dideskripsikan secara global – dan sekarang, jumlah itu bertambah dua lagi.”

Baca juga:

Penelitian Bertahun-tahun dan Bukti DNA

Penemuan ini bukan hasil kerja semalam. Perlu waktu bertahun-tahun penelitian di lapangan dan analisis mendalam. Awalnya, para ilmuwan mencurigai ada spesies dengan penampilan berbeda di wilayah Pacific Northwest. Namun, baru setelah teknik genetika berkembang, teka-teki mulai terpecahkan.

Larson dan timnya menggunakan metode yang disebut genome skimming, yakni teknik untuk menyusun urutan DNA mitokondria dan nuklir. Dengan membandingkan urutan DNA tersebut dengan data genetika spesies yang sudah dikenal, mereka memastikan bahwa spesimen aneh itu bukan sekadar variasi – melainkan spesies yang benar-benar berbeda.

“Kebanyakan riset tentang Signal Crayfish berfokus pada perannya sebagai spesies invasif,” kata Larson. “Padahal, di habitat aslinya, kita ternyata luput melihat bahwa ada beberapa spesies yang belum pernah dideskripsikan.”

Baca juga:

Ancaman Serius: yang Terlambat Ditemukan?

Meskipun penemuan ini membahagiakan, ada peringatan serius yang menyertainya. Kedua spesies yang baru diidentifikasi tersebut mungkin sudah berada dalam kondisi terancam.

Larson menyebutkan bahwa keberadaan spesies invasif lain seperti Rusty Crayfish dan Virile Crayfish telah mengganggu kelangsungan hidup lobster-lobster asli ini. Spesies asing ini sering mendesak spesies lokal dan merusak habitat air tawar.

Ironisnya, penyebab utama penyebaran ini adalah ulah manusia. Banyak orang memindahkan lobster air tawar dari satu badan air ke tempat lain, entah untuk umpan, budidaya, atau bahkan dilepaskan dari akuarium atau ruang kelas. Kebiasaan ini berdampak besar dan sulit diperbaiki.

“Ada konsekuensi tak terduga saat kita memindahkan lobster dari satu tempat ke tempat lain,” tegas Larson. “Begitu mereka menyebar, hampir mustahil untuk dihapus, dan mereka menggantikan spesies asli yang baru saja kita kenali.”

Baca juga:

Harapan dari Penamaan

Dengan memberikan nama resmi pada dua spesies ini, para ilmuwan berharap dapat mendorong upaya konservasi. Pemberian nama bukan hanya formalitas, tapi langkah pertama menuju perlindungan.

“Ketika kami menemukan Misfortunate Crayfish, sebagian besar habitat aslinya sudah hilang karena diserbu Rusty Crayfish,” jelas Larson. “Nama itu muncul karena spesies ini baru dikenali setelah nasib buruk menimpanya. Itu semacam ironi yang menyedihkan.”

Baca juga:

Dari Ikan ke Lobster: Kisah Karier Peneliti

Menariknya, Eric Larson tak pernah merencanakan untuk menekuni studi tentang lobster air tawar. Ia memulai kariernya di bidang ilmu perikanan, namun selama menempuh studi doktoralnya di University of Washington, minatnya pada lobster kian berkembang.

“Lucunya, saya awalnya tidak berniat mendalami bidang ini,” ujar Larson. “Tapi semakin saya pelajari, riset tentang lobster jadi sesuatu yang menyita perhatian penuh.”

Kini, berkat rasa ingin tahu itu, dua spesies asli yang lama terabaikan akhirnya mendapatkan identitas – dan semoga, peluang untuk bertahan hidup.

Studi lengkap tentang penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas