
EDA WEB – Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS VIII) tahun 2025 yang sukses digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga menjelma sebagai garda terdepan dan motivator olahraga dalam budaya Indonesia yang siap menembus panggung dunia.
Wakil Ketua Penyelenggara FORNAS VIII NTB 2025, Kanjeng Pangeran Tedjodiningrat Broto Asmoro, menyatakan semangat membangun dan mengangkat olahraga masyarakat tidak boleh padam.
“FORNAS VIII membuktikan bahwa olahraga masyarakat adalah perpanjangan dari kebudayaan bangsa. Dari arena lomba panahan tradisional hingga parade budaya dalam pembukaan, kita menyaksikan bagaimana kearifan lokal menjelma menjadi bagian integral dari identitas olahraga Indonesia,” kata Kanjeng Pangeran Tedjodiningrat Broto Asmoro, yang akrab disapa Maskanjeng.
Baca juga:
Menurutnya, jumlah pengunjung yang mencapai 80.000 orang selama penyelenggaraan FORNAS VIII di NTB menjadi bukti bahwa minat masyarakat terhadap pelestarian olahraga tradisional semakin tinggi. nia.
“Olahraga budaya leluhur Indonesia yaitu Pencak Silat sudah mampu mendunia dengan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Langkah Pencak Silat ini tentu bisa disusul oleh olahraga budaya Indonesia lainnya yang kini tampil di FORNAS,” jelas dia.
“Ada panahan tradisional, tarik tambang, balap enggrang sampai balap kuda tanpa pelana dan lain-lain. Tugas kita bersama untuk mengangkat olahraga budaya masyarakat Indonesia go internasional seperti karate dan judo dari Jepang, taekwondo dari Korea dan wushu dari China,” ujarnya.
Baca juga:
Maskanjeng yang juga dikenal sebagai pegiat olahraga masyarakat, menegaskan bahwa nilai dari olahraga masyarakat bukan hanya kompetisi, tapi juga kebersamaan dan filosofi sportivitas.
“Dari olahraga masyarakat bisa belajar, tidak ada dikotomi antara menang dan kalah. Filosofi ‘Kalah Menang Semua Senang’ yang diusung FORNAS VIII bukanlah jargon kosong. Ini adalah nilai luhur bangsa yang menjunjung tinggi sportivitas di atas ego, dan kebersamaan di atas podium,” tuturnya.
FORNAS VIII 2025 yang digelar dari 26 Juli hingga 1 Agustus 2025, mempertandingkan 72 Induk Organisasi Olahraga (INORGA). Antusiasme masyarakat dalam mendukung acara ini menunjukkan bahwa olahraga telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.
Baca juga:
“Dari sisi ekonomi, FORNAS VIII mencatatkan capaian luar biasa. Diperkirakan akan terjadi perputaran nilai ekonomi pariwisata sebesar Rp 800 miliar dan terciptanya 9.800 lapangan kerja sementara selama penyelenggaraan (Panitia FORNAS VIII, 2025). Ini menunjukkan bahwa olahraga masyarakat bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menyegarkan ekonomi lokal,” jelasnya.
Maskanjeng menilai bahwa FORNAS VIII juga menguatkan jejaring sosial dan mempererat identitas kolektif masyarakat NTB.
“Dari warung makan Ayam Taliwang di Mataram hingga homestay di kaki Rinjani, semua merasakan denyut manfaat dari festival ini. Inilah wajah olahraga yang membumi, bukan hanya untuk elite, tapi untuk rakyat,” imbuhnya.
Baca juga:
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, bahkan menyebut FORNAS VIII sebagai pemanasan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. Kesuksesan penyelenggaraan FORNAS oleh anak-anak NTB dinilai sebagai modal sosial yang kuat untuk menghadapi PON.
“Tentu, tantangannya akan lebih besar. Tapi modal sosial, semangat kolaborasi, dan kapasitas anak muda NTB yang teruji melalui FORNAS menjadi fondasi yang kokoh. Kita telah menunjukkan bahwa NTB bukan hanya layak menjadi tuan rumah, tetapi mampu memberi warna baru dalam tata kelola event olahraga nasional,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas