Harga Bitcoin (BTC) Berpotensi Menguat Jika Tren Positif Wall Street Berlanjut

  
Harga Bitcoin (BTC) Berpotensi Menguat Jika Tren Positif Wall Street Berlanjut

JAKARTA, EDA WEB – Harga Bitcoin (BTC) mulai menunjukkan penguatan seiring reli pasar saham Amerika Serikat (AS) pada Senin, 4 Agustus 2025. Optimisme investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed menjadi salah satu pemicu sentimen positif di pasar aset digital.

Indeks Dow Jones naik 1,3 persen, S&P 500 menguat 1,5 persen, dan Nasdaq melonjak 2 persen, setelah laporan pendapatan sejumlah perusahaan besar seperti Idexx dan Tyson melebihi ekspektasi.

Namun, kekhawatiran soal campur tangan pemerintah AS terhadap independensi The Fed dan Biro Statistik Ketenagakerjaan (BLS) masih membayangi.

Baca juga:

Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menyebut momentum bullish pasar saham turut memperkuat minat terhadap aset kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum.

“Bahkan di tengah ketegangan politik, investor institusi terlihat masih agresif mengakumulasi aset kripto. Strategi seperti treasury Bitcoin dan cadangan Ethereum strategis ikut membentuk fondasi yang lebih kuat untuk harga aset digital,” kata Fahmi, di Jakarta, melalui keterangan pers, Selasa (5/8/2025).

Fahmi menambahkan bahwa meski sinyal teknikal mendukung penguatan, pasar tetap harus mencermati potensi risiko dari inflasi dan dinamika kebijakan moneter ke depan.

Salah satu indikator penting yang turut diperhatikan pelaku pasar adalah Net Unrealized Profit/Loss (NUPL). Saat ini, NUPL tercatat di level 0,54, belum memasuki zona euforia, namun menunjukkan posisi pasar yang cenderung optimistis.

“Secara historis, level NUPL di sekitar 0,54 kerap diikuti tren kenaikan harga Bitcoin lebih lanjut hingga menyentuh kisaran 0,75 sebelum terjadi koreksi. Ini artinya potensi bullish masih terbuka,” ujar Fahmi.

Baca juga:

Jika inflasi consumer price index (CPI) AS yang akan dirilis pada 12 Agustus 2025 mencatat kenaikan rendah, seperti 0,1 persen secara bulanan, besar kemungkinan tren positif akan berlanjut, baik untuk saham maupun kripto.

Sementara itu, sentimen pasar saham semakin terangkat usai Palantir merilis laporan keuangan kuartal II 2025. Pendapatan perusahaan tersebut mencapai 1,004 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,57 triliun, tumbuh 48 persen secara tahunan dan melampaui proyeksi analis sebesar 939,71 juta dollar AS atau sekitar Rp 15,5 triliun.

“Palantir juga mencatatkan laba sebesar 0,16 dollar AS per saham, melebihi konsensus 0,14 dollar AS. Mereka merevisi target pendapatan tahunan menjadi 4,15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 68,48 triliun,” jelas Fahmi.

Saham Palantir tercatat naik 4,14 persen pada hari yang sama dan kembali menguat 4,57 persen usai pengumuman pendapatan.

Menurut Fahmi, kondisi saat ini membuka peluang untuk membentuk portofolio jangka menengah dengan pendekatan yang hati-hati.

“Investor bisa mempertimbangkan diversifikasi aset sesuai profil risikonya. Fokusnya adalah menyeimbangkan potensi imbal hasil dan risiko dalam kondisi pasar yang dinamis,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas