
EDA WEB – Jenis sampah makanan merupakan penyumbang total sampah terbesar di dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada 2024, sampah makanan terbesar berasal dari rumah tangga, diikuti oleh jasa layanan makanan, lalu retail.
“Proporsi food waste itu terdiri dari 11,4 persen di rumah tangga, 5,2 persen di jasa layanan makanan, dan 2,4 persen di retail,” kata Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, dalam acara peringatan Hari Gastronomi Berkelanjutan 2025, Rabu (18/6/2025).
Jasa layanan makanan yang dimaksud ialah kafe, restoran, maupun hotel yang menyediakan konsumsi dan memiliki sisa makanan.
Saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia.
Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 2023, lebih dari 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun secara global yang setara dengan sepertiga produksi pangan dunia.
Lantas, ke mana perginya sisa makanan di restoran hotel?
Baca juga:
Cara restoran hotel Jakarta mengolah sisa makanan
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno Iwantono, menuturkan, beberapa restoran hotel mengirim sisa makanan ke food bank.
“Sebagian (restoran hotel) ada yang (mengirim sisa makanan) ke bank pangan,” kata Sutrisno saat dikonfirmasi EDA WEB, Senin (23/6/2025).
Bank pangan (food bank) merupakan organisasi nirlaba yang menerima sisa makanan layak konsumsi dari berbagai tempat, termasuk restoran hotel.
Organisasi ini akan mengemas ulang makanan layak konsumsi, lalu mendistribusikannya kepada pihak yang membutuhkan, khususnya mereka yang mengalami kelaparan atau krisis pangan.
Baca juga:
Sumber : Kompas