
PURWOKERTO, EDA WEB – Di balik senyum lembut , tersimpan kisah perjuangan yang tak biasa.
Lahir dan besar dari keluarga sederhana di Kendal, Jawa Tengah, putri dari seorang tukang parkir ini baru saja mengukir sejarah dalam hidupnya.
Baca juga:
Pada Selasa (20/5/2025), ia resmi mengucap sumpah sebagai dalam prosesi wisuda ke-41 Program Profesi Universitas Jenderal Soedirman () Purwokerto. Dia berhasil meraih gelar dengan IPK 3,79.
Dokter, cita-cita yang tumbuh dari rasa pedih
Bagi Novita, menjadi dokter bukan hanya soal profesi bergengsi. Ini adalah cita-cita yang tumbuh dari rasa pedih ketika melihat keluarganya kesulitan mengakses layanan kesehatan.
“Dulu waktu kecil, saya dan beberapa keluarga sering sakit, dan akses ke fasilitas kesehatan sangat terbatas. Kami harus menggunakan BPJS, namun fasilitasnya pun terbatas kisahnya lirih,” kata Novita, Kamis (22/5/2025).
Pengalaman itulah yang memupuk tekad dalam dirinya sejak kecil untuk menjadi dokter, agar kelak bisa membantu keluarga dan orang-orang di sekitarnya, tanpa bergantung pada bantuan pemerintah.
Semangat belajar Novita tak pernah padam. Sejak SD, ia aktif mengikuti lomba sains. Salah satu tonggak penting dalam hidupnya terjadi saat duduk di bangku SMP, ketika ia berhasil membawa pulang medali perunggu Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi.
Prestasi itu membuka jalan menuju beasiswa di SMA Semesta Bilingual Boarding School dan kemudian mengantarkannya ke program Bidik Misi untuk kuliah di Unsoed.
Jualan gorengan sembari kuliah
Namun perjuangan tidak berhenti di sana. Dunia kedokteran gigi menuntut banyak biaya, terutama untuk alat dan praktikum.
Meski mendapat beasiswa, Novita tetap harus memutar otak agar bisa melanjutkan pendidikannya. Solusinya, ia berjualan gorengan di kampus.
“Saya melihat peluang saat kuliah pagi, banyak teman-teman yang belum sarapan. Dari situ saya berjualan gorengan untuk membantu biaya kuliah dan transportasi,” ujar Novita.
Sepulang kuliah, Novita masih harus menyempatkan diri belajar hingga larut malam. Semua dijalaninya dengan sabar dan penuh tanggung jawab, demi satu impian besar: menjadi dokter gigi.
Baca juga:
Kini, setelah mimpinya terwujud, Novita tak ingin berhenti. Ia berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis dan suatu saat nanti membuka klinik di kampung halamannya, Batang.
“Saya ingin kembali dan membantu masyarakat di sana. Itu sudah jadi niat saya sejak awal,” ucap Novita.
Kepada generasi muda, Novita juga berbagi pesan penuh harapan.
“Mimpi itu adalah hak kita. Meskipun orang lain mengatakan itu terlalu sulit, tidak masalah. Mintalah restu orang tua, karena restu orang tua adalah pelancar jalan menuju cita-cita. Tetap yakin dan semangat, karena tidak ada yang tidak mungkin,” kata Novita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas