IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Apa Strategi Industri Semen?

  
IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global

EDA WEB – Kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) pada April 2025 telah mengguncang pasar .

Kebijakan yang menyasar negara-negara dengan defisit perdagangan signifikan terhadap AS, ini memicu ketidakpastian dan memaksa International Monetary Fund (IMF) merevisi pertumbuhan dunia tahun ini menjadi hanya 2,8 persen.

Indonesia, sebagai salah satu negara mitra dagang utama AS, turut merasakan dampaknya. Produk impor Indonesia sempat dikenakan tarif sebesar 32 persen, meskipun untungnya, Pemerintah AS memberikan penangguhan selama 90 hari hingga 9 Juli 2025 untuk memberi ruang negosiasi.

Baca juga:

Saat ini, perundingan intensif antara Pemerintah Indonesia dan AS masih terus berlangsung, menargetkan kesepakatan sebelum masa penangguhan berakhir.

Sejalan dengan proyeksi global, IMF juga memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen untuk tahun 2025 dan 2026, turun dari proyeksi awal 5,1 persen pada Januari 2025.

Strategi industri semen

Sebagai salah satu pemimpin industri regional dengan operasi di Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan tentu saja, Indonesia, Siam Cement Group (SCG) telah menganalisis dampak langsung maupun tidak langsung dari kebijakan tarif AS ini.

President and CEO SCG Thammasak Sethaudom mengatakan, dampak langsung terhadap perusahaan masih terhitung minimal.

“Hal ini disebabkan oleh total aktivitas ekspor perusahaan untuk AS terhitung hanya 1 persen dari total keseluruhan penjualan pada tahun 2024,” usar Thammasak dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Namun, Thammasak mewaspadai dampak tidak langsung yang akan dirasakan setelah masa penangguhan tarif 90 hari berakhir.

Negara-negara terdampak, termasuk Indonesia, kemungkinan akan dikenakan tarif yang berbeda.

Meski demikian, Thammasak tetap optimistis, perang dagang yang memberikan tekanan secara global, namun peluang di balik tantangan tersebut masih tetap ada.

“Contohnya termasuk tren penurunan harga minyak dunia serta daya beli yang tetap kuat di pasar tertentu untuk produk High Value-Added (HVA), produk ramah lingkungan, dan produk berkualitas dengan harga terjangkau,” tuturnya.

Untuk menanggulangi pasar yang tidak stabil dan tetap menjadi pemain kunci di tengah badai perang dagang, SCG telah menyiapkan 4 strategi.

Pertama, efisiensi operasional dengan konsolidasi lini produksi, peningkatan efisiensi, penyederhanaan proses dengan otomatisasi robotik.

Kedua efisiensi administratif dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) seperti SA-RA untuk merekam poin penting dalam rapat daring.

Ketiga optimalisasi modal kerja, dan peningkatan penggunaan energi bersih. Dan kämpat, memperluas portofolio produk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas