Mengenal Shalat Istisqa, Shalat Meminta Hujan pada Allah SWT

  
Sampai Kapan Kemarau Basah Berlangsung di Indonesia? Ini Jawaban BMKG

EDA WEB – Kemarau yang berkepanjangan tak hanya membuat tanah mengeras dan retak, tetapi juga membuat kehidupan nyaris berhenti. Tanaman mati, air mengering, dan hewan ternak kehilangan sumber makanan.

Dalam kondisi genting seperti itu, Islam mengajarkan , yang disebut juga dengan .

adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan berjamaah di lapangan dengan niat memohon hujan kepada Allah SWT saat terjadi kekeringan, dilengkapi khutbah dan doa sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Untuk mengetahui bagaimana tata cara dan niat , yuk kita simak pembahasannya di bawah ini!

Baca juga:

Pengertian shalat istisqa

Shalat istisqa adalah salah satu bentuk ibadah sunnah dalam Islam yang dilakukan ketika terjadi kekeringan panjang.

Menurut Radhie Munadi dalam jurnal berjudul Wawasan Hadis-Hadis tentang Salat Istisqa (2024), shalat istisqa merupakan sunnah Rasulullah SAW yang juga terus diamalkan oleh para sahabat sepeninggal beliau.

Secara bahasa, istisqa berarti meminta air. Dalam konteks syariat, ia bermakna memohon turunnya hujan dari Allah SWT dengan cara-cara tertentu yang telah diajarkan Nabi.

Baca juga:

Tujuannya bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan manusia, tetapi untuk meminta rahmat yang menumbuhkan kembali kehidupan.

Para ulama, seperti Imam al-Nawawi, sepakat bahwa shalat istisqa adalah sunnah muakkadah.

Kendati sebagian ulama seperti Abu Hanifah memiliki pandangan berbeda tentang pelaksanaannya, mayoritas sepakat bahwa ini adalah bagian dari warisan sunnah Rasulullah SAW yang agung.

Baca juga:

Hadits tentang shalat istisqa

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih:

“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Abdullah bin Abu Bakar dari ‘Abbad bin Tamim dari Pamannya ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar melaksanakan shalat istisqa dengan membalik selendangnya.”(H.R Bukhari)

Tindakan membalik selendang adalah simbol perubahan keadaan, dari kekeringan menuju harapan turunnya hujan.

Dalam hadits lain, juga disebutkan bahwa Rasulullah SAW membaca doa panjang penuh harap, disertai istighfar dan seruan tobat kepada umatnya.

Baca juga:

Niat shalat istisqa sangat penting sebagai bentuk kesadaran bahwa kita sedang melaksanakan ibadah sunnah yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Niat ini dibaca sebelum takbiratul ihram:

Lafal niat dalam Latin:

Ushalli sunnatal istisqa’i rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman/imâman lillâhi ta’âlâ.

Artinya:

Baca juga:

“Aku niat sholat sunnah Istisqa dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai makmum/imam karena Allah Ta’ala.”

Tata dan jumlah rakaatnya

adalah dua rakaat, sebagaimana shalat Id, dan dilakukan secara berjamaah di tanah lapang, bukan di dalam masjid. Tidak ada azan dan iqamah.

Berikut menurut :

  • Jamaah berkumpul di lapangan terbuka. Imam berdiri di depan, tanpa azan atau iqamah.
  • Niat shalat istisqa dibaca oleh imam dan makmum.
  • Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram, dilakukan tujuh kali takbir.
  • Imam membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek secara jahr (keras), lalu melanjutkan ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujud.
  • Pada rakaat kedua, dilakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
  • Setelah salam, dilanjutkan dua khutbah, seperti khutbah Idul Fitri, dengan takbir sembilan kali di khutbah pertama, dan tujuh kali di khutbah kedua.
  • Di akhir khutbah, khatib membalikkan badan menghadap kiblat, menukar posisi selendang di pundaknya, serta mengangkat tangan sambil membaca doa istisqa.

Baca juga:

Doa shalat istisqa sesuai sunnah

Dalam buku Fiqih Praktis Shalat Istisqa karya Buya Yahya (2019), dijelaskan doa istisqa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Doa ini berisi permohonan hujan yang penuh berkah, bukan musibah:

“Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada segenap keluarganya dan para sahabatnya semua.

Ya Allah, jadikanlah curahan ini sebagai rahmat dan jangan engkau jadikan curahan ini sebagai siksa, bukan kehancuran, bahaya, kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah turunkanlah hujan pada bukit-bukit, tumbuhtumbuhan dan lembah-lembah.

Baca juga:

Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah turunkanlah hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan dan kesukaran, membuahkan kebaikan, penuh dengan kesuburan, deras dan lebat yang menyeluruh pada permukaan bumi terusmenerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat.

Ya Allah turunkanlah hujan untuk kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang berputus asa karena hujan yang belum turun.

Ya Allah sungguh hamba-hamba-Mu serta negri-negri mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat, sungguh tiada kami mengadu melainkan hanya kepada-Mu.

Baca juga:

Ya Allah tumbuhkanlah kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu binatang ternak, turunkanlah barakahbarakah binatang ternak kami dari langit, tumbuhkanlah barakah-barakah bumi, keluarkanlah kami dari bahaya yang tiada seorangpun yang bisa mengeluarkannya melainkan hanya Engkau.

Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau mahapengampun, maka turunkanlah hujan dari langit untuk kami.

Ya Allah curahkan hujan untuk hambahamba Mu dan binatang ternak kami dan curahkan dengan luas rahmatMu. Hidup dan tumbuh suburkan negeri yang mati karena kekeringan. dan curahkanlah Allah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada segenap keluarga dan para Sahabat. “

(HR. Imam AlBukhari no. 967, Imam Muslim no. 897, Imam Abu Daud no. 1169; 1176 dan Imam Asy-Syafi’i dalam kitab Al-Umm juz 1 hal. 222 dll.)

Baca juga:

Hikmah dan makna shalat istisqa

Shalat istisqa bukan sekadar ritual, melainkan bentuk kepasrahan dan pengakuan kelemahan manusia di hadapan Allah. Dalam khutbahnya, khatib dianjurkan menyeru jamaah untuk:

  • Bertaubat
  • Memperbanyak istighfar
  • Meninggalkan maksiat
  • Memperbaiki hubungan sosial
  • Memohon ampunan serta rahmat dari Allah SWT

Ritual membalikkan selendang adalah simbol perubahan nasib, sebagaimana kita berharap Allah membalikkan keadaan dari kemarau menuju hujan berkah.

Di saat seluruh upaya manusia tak mampu mengundang hujan, shalat meminta hujan adalah jalan langit yang diajarkan Nabi SAW.

Shalat istisqa mengingatkan bahwa air bukan hanya kebutuhan fisik, tetapi juga rahmat yang diturunkan kepada umat yang berserah diri dan sadar akan ketergantungannya kepada Sang Pencipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas