
EDA WEB – Memasuki pergantian tahun Hijriah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ibadah sunnah sejak awal bulan ini.
Dilansir dari Baznas (3/7/2024), Muharram merupakan satu dari empat bulan yang diharamkan untuk berperang dan melakukan perbuatan tercela di dalam Islam.
Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan beberapa puasa sunnah untuk menambah kekhusyukan beragama dan pahala, sebagaimana hadits riwayat Muslim yang artinya:
“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘ yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.’” (HR Muslim).
Beberapa puasa sunnah pada bulan ini, yakni puasa awal Muharram, puasa Tasua, puasa Asyura, dan puasa sunnah 11 Muharram.
Adapun tiap-tiap ibadah tersebut memiliki keutamaan dan bacaan niat yang berbeda-beda.
Lantas, apa saja keutamaan dan niat puasa sunnah di bulan Muharram?
Baca juga:
Niat dan keutamaan 2025
Puasa sunnah pada bulan Muharram ini dapat diamalkan dari akhir Juni hingga Juli dengan ketentuan waktu pelaksaan yang berbeda-beda.
Berikut daftar puasa sunnah Muharram 2025 beserta keutamaan dan niatnya:
1. Puasa awal Muharram (1 Muharram)
Dilansir dari Antara, Rabu (25/6/2025), puasa awal Muharram yang jatuh pada hari ini, 27 Juni 2025, memiliki keutamaan sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang artinya:
“Barang siapa berpuasa pada hari akhir Dzulhijjah dan awal Muharram, maka Allah ampunkan segala dosa-dosanya, walaupun selama lima puluh tahun melakukannya.” (HR. Ibnu Abbas).
Berikut bacaan niat puasa awal Muharram: Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat karena Allah ta’ala.
2. Puasa Tasu’a (9 Muharram)
Puasa Tasu’a dapat dilaksanakan pada Sabtu, 5 Juli 2025 mendatang.
Keutamaan dari puasa sunnah ini ialah sebagai pembeda dari kelompok Yahudi yang berpuasa pada hari Asyura saja.
Hadis riwayat Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Jika aku masih hidup sampai tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram).” (HR. Muslim).
Niat Puasa Tasu’a: Nawaitu shauma ghadin an adai sunnatit Tasu’a, Lillahi Ta’ala.
Artinya: Aku berniat puasa sunah Tasu’a esok hari karena Allah SWT.
3. Puasa Asyura (10 Muharram)
Selanjutnya setelah ibadah sebelumnya, puasa Asyura dilaksanakan pada hari setelahnya yaitu pada 6 Juli 2025.
Keutamaan puasa ini tercantum dalam dalam hadis riwayat Muslim yang artinya:
“Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Sementara itu, niat puasa asyura adalah sebagai berikut: Nawaitu shauma Asyura-a Sunnatan lilahi ta’aa.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Asyura sebab Allah Ta’ala.
Baca juga:
4. Puasa 11 Muharram
Puasa selanjutnya yaitu puasa 11 Muharram yang jatuh pada 7 Juli 2025.
Puasa ini juga sebagai pembeda dari kebiasaan masyarakat Yahudi yang umumnya berpuasa satu hari pada hari Asyura saja.
Pada saat itu, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menambah satu hari puasa, baik sebelum maupun sesudahnya.
Adapun berikut niat puasa 11 Muharram: Nawaitu shaumal Muharrami lillahi ta’ala.
Artinya: Saya berniat puasa Muharram karena Allah ta’ala.
5. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Muharram)
Dilansir dari EDA WEB, Kamis (26/6/2025), puasa sunnah yang dilaksanakan pada 9, 10, dan 11 Juli ini memiliki keutamaan yakni pahala yang setara dengan pahala berpuasa satu bulan penuh.
Hadis riwayat Bukhari menjelaskan tentang puasa Ayyamul Bidh yang artinya:
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Puasa tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.'” (HR. Bukhari)
Adapun puasa sunnah ini bisa dilaksanakan pada pertengahan setiap bulan Hijriah yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.
Berikut niat Puasa Ayyamul Bidh: Nawaitu shauma ayyamil bidh lillâhi ta’ala.
Artinya: Saya berniat puasa Ayyamul Bidh karena Allah ta’ala.
6. Puasa sunnah Senin dan Kamis.
Dilansir dari Antara (21/7/2024), puasa Senin dan Kamis memiliki keutamaan bertepatan dengan dilaporkannya amal-amal manusia oleh malaikat.
Berikut hadis selengkapnya yang artinya:
“Syekh Sulaiman al-Bujairami (w. 1806 M) menjelaskan, setiap hari amalan manusia dicatat oleh malaikat sebanyak dua kali, yaitu waktu siang dan malam.
Untuk setiap minggunya, yaitu hari Senin dan Kamis, amal akan disetorkan kepada Allah.
Sementara untuk setiap tahunnya, disetorkan pada malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116).
Adapun niat puasa Senin adalah: Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta’ala.
Sementara itu, niat puasa Kamis, yaitu: Nawaitu shauma yaumil khamisi lillahi ta’ala.
Artinya: Aku memiliki niat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta’ala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas