Relief Berusia 2.600 Tahun Ditemukan di Kota Kuno Nineveh, Apa Isinya?

  
Relief Berusia 2.600 Tahun Ditemukan di Kota Kuno Nineveh

EDA WEB – Sebuah penemuan arkeologis luar biasa kembali menghidupkan kejayaan masa lampau. Tim arkeolog dari Universitas Heidelberg, Jerman, menemukan relief batu kuno berusia 2.600 tahun di situs arkeologi Nineveh, kota kuno yang kini berada di Mosul, Irak utara. Relief tersebut menggambarkan Ashurbanipal—penguasa besar Kekaisaran Neo-Asyur—beserta dua dewa dan beberapa figur lain yang penuh simbolisme.

Nineveh, pada masa kejayaannya, adalah kota terbesar dan ibu kota Kekaisaran Neo-Asyur. Sekitar abad ke-8 SM, kota ini menjadi pusat kekuasaan di Mesopotamia Utara, terutama di bawah pemerintahan Raja Sennacherib. Profesor Aaron Schmitt dari Universitas Heidelberg menyatakan, “Kota kuno Nineveh dianggap sebagai salah satu kota terpenting di Mesopotamia Utara dan menjadi ibu kota Kekaisaran Asyur pada abad ke-8 SM.”

Baca juga:

Relief Istana yang Menggambarkan Raja dan Para Dewa

Relief yang baru ditemukan ini berasal dari ruang takhta Istana Utara milik Raja Ashurbanipal, yang memerintah antara tahun 699 hingga 631 SM. Ukurannya sangat mengesankan: panjang 5,5 meter, tinggi 3 meter, dan berat sekitar 12 ton.

Namun, bukan hanya ukurannya yang mencuri perhatian para peneliti. “Di antara banyak relief istana Asyur yang kita ketahui, tidak ada yang menggambarkan dewa-dewa utama seperti ini,” kata Profesor Schmitt. Dalam relief tersebut, Raja Ashurbanipal berdiri di tengah, diapit oleh dua dewa besar: dewa Ashur dan dewi Ishtar, pelindung kota Nineveh.

Kehadiran sosok-sosok lain juga sarat makna. Di belakang para dewa dan raja terdapat figur yang disebut “fish genius”—makhluk mitologis yang dipercaya membawa keselamatan dan kehidupan. Ada pula figur pendukung dengan tangan terangkat, yang menurut para peneliti kemungkinan besar adalah manusia-kalajengking, sosok mitos pelindung dalam kepercayaan Asyur.

Profesor Schmitt menambahkan, “Figur-figur ini menunjukkan bahwa awalnya mungkin terdapat simbol cakram matahari bersayap besar di atas relief tersebut, yang menjadi lambang kekuasaan ilahi.”

Baca juga:

Temuan yang Tersembunyi Selama Berabad-abad

Relief ini ditemukan dalam fragmen-fragmen yang tersembunyi di sebuah lubang tanah di belakang ceruk utama ruang takhta. Diperkirakan lubang tersebut digali pada masa Helenistik, sekitar abad ke-3 atau ke-2 SM. “Inilah mungkin sebabnya para arkeolog Inggris tidak menemukannya lebih dari seratus tahun yang lalu,” jelas Schmitt.

Lokasi relief yang strategis—di seberang pintu masuk utama ruang takhta—menunjukkan betapa pentingnya artefak ini dalam konteks istana kuno.

Tim arkeologi berencana untuk mempelajari detail-detail simbolik dan artistik relief ini lebih lanjut. Mereka juga akan memublikasikan hasil penelitian dalam jurnal ilmiah agar dapat dikaji oleh komunitas akademis global.

Penemuan ini bukan hanya menambah pemahaman tentang seni dan religiositas Asyur, tetapi juga menjadi saksi bisu atas kemegahan peradaban Mesopotamia kuno yang terus menggugah rasa ingin tahu kita hingga hari ini.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas