
BANDUNG BARAT, EDA WEB – Proses relokasi warga terdampak banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terhambat penolakan dari sejumlah warga.
Sedikitnya 10 dari 37 kepala keluarga yang terdampak banjir Sungai Cimeta menyatakan menolak direlokasi dengan alasan beragam.
Kepala Desa Nyalindung, Oo Supriatna, mengatakan jumlah rumah yang terdampak banjir sebanyak 25 unit, dengan jumlah penghuni mencapai 37 kepala keluarga atau 150 jiwa.
“Syarat untuk relokasi itu adanya kesiapan warga. Yang menyatakan siap direlokasi 27 KK, sementara sisanya menolak direlokasi dengan berbagai alasan,” kata Oo saat dikonfirmasi, Kamis (22/5/2025).
Baca juga:
Warga yang menolak relokasi diduga khawatir hunian dan aset yang disediakan oleh Pemprov Jawa Barat tidak sebanding dengan nilai aset yang mereka miliki saat ini.
“Alasannya macam-macam. Ada yang karena pertimbangan nilai sejarahnya, aset warisan, sampai kekhawatiran nilai aset nanti lebih rendah dibanding dengan yang mereka miliki saat ini,” ucap Oo.
Oo menjelaskan, pemerintah desa telah menyiapkan lahan Tanah Kas Desa (TKD) seluas 1,2 hektare di Kampung Tonjong, RT 01 RW 02, Desa Nyalindung, untuk lokasi relokasi dan pembangunan permukiman baru.
Petugas dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung Barat bahkan telah melakukan survei lahan sebelum pembangunan hunian dimulai.
Namun, karena kesiapan warga belum sepenuhnya terpenuhi, pembangunan hunian baru belum bisa dilaksanakan.
Baca juga:
“Kemarin Disperkim provinsi sama KBB sudah survei ke lokasi relokasinya. Kalau semua persyaratan sudah lengkap kami ajukan ke provinsi,” ujar Oo.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjanjikan relokasi 25 unit rumah bagi warga terdampak banjir setelah Hari Raya Idulfitri.
“Katanya habis Lebaran (warga) mau direlokasi. Tapi sampai sekarang belum. Waktu itu Pak Dedi sempat datang ke sini. Harapan warga memang segera pindah aja, ibu setuju,” kata Dede Sumiati (61), warga terdampak, saat ditemui Rabu (21/5/2025).
Di lokasi bencana, Dedi Mulyadi bahkan sempat membuat konten untuk ditayangkan di akun YouTube-nya dengan judul “Sungai Meluap – 30 Rumah Roboh | KDM dan Bupati Jeje Siapkan Relokasi Warga.”
Baca juga:
Dalam konten tersebut, Dedi meminta warga terdampak yang tinggal di bantaran Sungai Cimeta untuk direlokasi, dengan skema pemerintah desa menyiapkan lahan dan Pemprov Jabar membangun hunian.
Dedi menegaskan bahwa relokasi dan pembangunan rumah baru untuk 25 rumah akan dimulai setelah Idulfitri.
Namun hingga kini, janji tersebut belum terwujud, meski sudah tiga bulan berlalu sejak banjir bandang terjadi.
“Ibu tinggal di rumah berdua sama anak. Kalau hujan datang, apalagi pas malam-malam, kita harus siap-siap, baju dimasukin keresek, perabotan diberesin. Soalnya ini kalau hujan airnya pasti naik, khawatir masuk lagi ke dalam rumah, jadinya tidur gak nyenyak,” ucap Dede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas