Rupiah Menguat Ditopang Potensi Pertumbuhan Kredit Perbankan Membaik

  
Rupiah Menguat Ditopang Potensi Pertumbuhan Kredit Perbankan Membaik

JAKARTA, EDA WEB – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyatakan penguatan nilai tukar (kurs) dipengaruhi harapan penurunan selanjutnya dan perkiraan pertumbuhan yang membaik.

“Dari domestik, harapan penurunan BI-Rate selanjutnya dan perkiraan membaiknya pertumbuhan kredit perbankan (menjadi faktor penguatan kurs rupiah),” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (20/5/2025) dan Rabu (21/5/2025) memutuskan untuk memangkas BI atau BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi berada pada level 5,5 persen.

Baca juga:

Suku bunga deposit facility turun sebesar 25 bps menjadi berada pada level 4,75 persen.

Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 6,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menerangkan keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, upaya mempertahankan stabilitas sesuai dengan fundamental, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, BI juga memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2025 akan berada pada kisaran 8 sampai 11 persen, setelah melihat perkembangan kredit sampai dengan April 2025.

Baca juga:

Kredit pada April 2025 tercatat tumbuh sebesar 8,88 persen year on year (yoy), lebih rendah dari 9,16 persen (yoy) pada Maret 2025.

Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit oleh bank (lending standard) masih baik, terutama pada sektor pertanian, LGA (listrik, gas, dan air), dan jasa sosial.

Kondisi likuiditas perbankan secara umum masih memadai, namun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung melambat dari 5,51 persen (yoy) pada awal Januari 2025 menjadi 4,55 persen (yoy) pada April 2025.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit terutama dikontribusikan oleh sektor industri, pengangkutan, dan jasa sosial, sedangkan kontribusi pertumbuhan kredit sektor konstruksi dan perdagangan serta sektor-sektor lainnya masih terbatas.

Baca juga:

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 4,62 persen (yoy), 15,86 persen (yoy), dan 8,97 persen (yoy). Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 8,85 persen (yoy), sementara kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 2,60 persen (yoy).

“Ke depan, berbagai upaya perlu terus didorong untuk meningkatkan penyaluran kredit, baik dengan penurunan suku bunga dan perluasan sumber dana perbankan, maupun peningkatan permintaan dari sisi sektor riil, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Perry, Rabu (21/5/2025).

Selain itu, lanjut Rully, penguatan juga disebabkan sentimen positif dari global, yaitu penurunan indeks dollar AS dan pasar obligasi pemerintah AS yang memburuk.

pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 71 poin atau 0,43 persen menjadi Rp 16.328 per dollar AS dari sebelumnya Rp 16.399 per dollar AS.

Baca juga:

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis juga menguat ke level Rp 16.313 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.413 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas