Sopir Truk ODOL Sebut Pungli di Jakarta Capai Rp 3 Juta, Begini Tanggapan Dishub

  
Demo ODOL di Blora

SEMARANG, EDA WEB – Pengemudi truk yang tergabung dalam aksi unjuk rasa menolak kebijakan zero Over Dimension Over Loading (ODOL) mengungkapkan keluhan atas maraknya pungutan liar (pungli) dan tingginya kriminalitas jalanan yang mereka alami selama bekerja.

Ketua Aliansi Pengemudi Independen (API) Jateng, Suroso, menyebut bahwa pungli yang dilakukan oleh oknum saat penilangan di wilayah Jakarta bisa mencapai jutaan rupiah.

“Parah itu oknum ya. Ini kita bicara oknum. Kalau di Jakarta itu misalkan kayak tajuk, uji KIR mati itu kan kesalahan. Itu dendanya bisa mencapai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta,” beber Suroso saat ditemui di sela aksi unjuk rasa yang dipusatkan di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah, Senin (23/6/2025).

Baca juga:

Selain pungli, Suroso juga menyoroti tingginya tingkat kriminalitas di jalanan yang membuat para pengemudi tidak memiliki perlindungan hukum.

“Jadi kriminalitas tinggi di jalan, kita tidak punya perlindungan hukum, tekanan premanisme, tekanan dari oknum. Nah, jadi yang disalahkan selalu pengemudi,” ujarnya.

Ia mengaku banyak rekannya menjadi korban pencurian saat berada di jalan tol, termasuk kehilangan handphone dan ban serep truk.

“Kalau jalan preman itu ya macam-macam. Kadang sampai ya begitulah dinamika. Padahal kita lewat tol dibilang nyaman, tidak nyaman,” tambahnya.

Dampak : Harga Logistik Naik, Rakyat Terdampak

Seorang lainnya, Nur Sholeh, yang biasa mengangkut logistik dari Jawa Tengah ke Kalimantan, menilai kebijakan Zero ODOL dapat mendorong kenaikan harga pangan karena kapasitas muatan truk akan dibatasi.

“Kasihan rakyat, harga makin tinggi, ekonomi naik. Bukannya gak bati (karena mengangkut sedikit, harga semakin mahal), tapi imbasnya ke rakyat, harga naik,” tutur Sholeh.

Baca juga:

Sholeh menjelaskan bahwa sebelum kebijakan diberlakukan, dirinya bisa mengangkut 10 meter kubik muatan, namun dengan pembatasan ODOL, hanya bisa membawa 4 meter kubik.

“Kita awalnya bisa bawa 10 kubik lah, ini cuma bawa 4 kubik jadinya. Nanti harga naik, imbas ke rakyat juga,” katanya.

Dalam satu kali perjalanan, pendapatan kotor Sholeh mencapai sekitar Rp 1,5 juta, belum termasuk biaya solar dan kebutuhan selama di jalan.

“Rugi banyak, bisa sih sebenarnya harga dinaikkan, tapi kasihan rakyat juga. Imbasnya ke rakyat, gak mungkin gak ke rakyat,” lanjutnya.

Dishub Jateng Respons soal Pungli

Menanggapi isu pungli, Kepala Dishub Jawa Tengah, Arief Djatmiko, memastikan bahwa seluruh jembatan timbang di Jateng bebas pungli.

Ia meminta masyarakat untuk segera melapor jika menemukan praktik pungli dalam penegakan ODOL.

“Kalau ada laporan pungli, sampaikan kepada kami. Akan langsung kami tindak lanjuti bersama aparat penegak hukum,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber : Kompas