
WASHINGTON DC, EDA WEB – Keterlibatan (AS) dalam perang – bisa memicu fase yang lebih berbahaya di kawasan.
Pada Sabtu (21/6/2025) waktu AS atau Minggu (22/6/2025) waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pesawat tempur menjatuhkan bom di tiga lokasi nuklir di Iran
Serangan tersebut membawa militer AS langsung ke dalam perang setelah berhari-hari ketidakpastian tentang apakah ia akan campur tangan.
Baca juga:
“Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat,” kata Trump dalam sebuah unggahan di media sosial.
Serangan tersebut kemungkinan menimbulkan konsekuensi yang tidak terduga di Iran, bahkan di seluruh kawasan.
Dilansir dari The New York Times, berikut empat skenario perang Iran-Israel setelah AS terlibat perang.
Baca juga:
1. Pertempuran total
Meskipun Iran sudah menanggapi serangan Israel dengan rudal dan ancaman, Teheran sejauh ini masih menahan diri dari menyerang pasukan atau pangkalan AS di Timur Tengah.
Iran juga tidak menyerang negara-negara Arab yang bersekutu dengan AS, seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab (UEA).
Iran juga tidak menyebabkan harga minyak global melonjak dengan menutup atau mengganggu lalu lintas di Selat Hormuz, saluran pengiriman minyak vital di selatan Iran.
Namun, pada Jumat (20/6/2025), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa jika AS memilih untuk menyerang Iran, negara tersebut berhak untuk membalas, seperti yang telah dilakukannya terhadap Israel.
Baca juga:
“Ketika ada perang, kedua belah pihak saling menyerang. Itu cukup dapat dimengerti. Dan hak untuk membela diri adalah hak yang sah bagi setiap negara,” katanya dalam wawancara dengan NBC News.
Jika itu terjadi, perang atau pertempuran total di wilayah tersebut bisa saja terjadi.
Kelompok milisi sekutu Iran di Timur Tengah, termasuk Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok bersenjata di Irak, bisa terlibat dalam pertempuran.
Meskipun banyak di antaranya telah melemah secara serius dalam dua tahun terakhir, sekutu-sekutu Iran tersebut masih dapat ikut serta dalam perang.
Baca juga:
2. Perubahan rezim
Jika pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berhasil dibunuh, lembaga keagamaan-militer yang telah memegang kekuasaan di Iran selama hampir lima dekade mungkin tidak akan runtuh.
Dengan perang berkecamuk, Korps Garda Revolusi Iran dapat mengambil alih kendali negara.
Mereka mungkin menempatkan pemerintah yang lebih ramah Barat, atau, lebih mungkin, menggantikan Khamenei dengan figur yang lebih ekstrem yang akan bersiap untuk pertempuran jangka panjang.
Jika militer tidak segera mengambil alih kendali, beberapa analis khawatir Iran dapat terjerumus ke dalam kekacauan atau perang saudara saat berbagai faksi berebut kekuasaan.
Di sisi lain, sejumlah ahli juga melihat ada sedikit peluang bagi oposisi liberal Iran, yang telah melemah dan ditindas oleh rezim, untuk menang.
Baca juga:
3. Iran perkuat program nuklir
Semua mata tertuju pada Fordo, fasilitas nuklir bawah tanah yang dijaga ketat di Iran.
Namun, kemungkinan Iran memiliki situs nuklir rahasia yang bertujuan memproduksi senjata yang tidak diketahui oleh AS dan Israel, meskipun belum ada bukti publik tentang tempat-tempat tersebut.
Jika situs-situs tersebut memang ada, Iran dapat menggunakan apa yang tersisa untuk mencoba mempercepat program nuklirnya setelah serangan AS
Dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir dan pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka, Iran kemungkinan besar tidak memiliki kapasitas untuk membangun senjata nuklir dengan cepat, kata para analis.
Namun, Iran dapat bergerak ke arah itu dan akan memiliki insentif baru untuk melakukannya.
Baca juga:
4. Iran bernegosiasi
Sebelum Israel melancarkan serangan mendadak pada 13 Juni, Iran dan AS sedang membahas batasan program nuklir Iran.
Iran sedang memproduksi bahan bakar nuklir mendekati tingkat yang diperlukan untuk senjata nuklir.
Sebagai imbalan atas pembatasan nuklirnya, Iran akan mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi.
Baca juga:
Kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan akhir, tetapi tanda-tanda kemungkinan kompromi telah muncul pada awal Juni.
Ketika Israel menyerang Iran, negosiasi tersebut runtuh. Namun, Iran telah memberi sinyal bahwa mereka tetap bersedia bernegosiasi.
Bahkan serangan terhadap Fordo tidak akan secara otomatis menghapus prospek kembalinya ke meja perundingan.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita EDA WEB WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Sumber : Kompas